Kamis, 04 Desember 2008

HAKIKAT HAQQANI


KUALITAS SEORANG AWLIYA

Mawlana Syaikh Nazim adalah Awliya berkualitas tertinggi - dimana ketika seseorang duduk dekat beliau, dia akan merasakan dirinya berada di tingkatan seorang Wali ( orang suci tingkat tinggi ). Perasaan ini bukan berasal dari dirinya sendiri namun dari pancaran kekuatan spiritual Mawlana Syaikh Nazim. Beliau dianugerahi kekuatan dari Allah SWT – yaitu bagi siapapun yang duduk bersama beliau maka akan merasakan kedekatan dengan Allah SWT, Nabi suci Muhammad SAW serta para Awliya. Ketika seseorang mengambil bai’at dari Mawlana Syaikh Nazim, maka kekuatan spiritual Mawlana Syaikh Nazim akan selalu bersamanya secara gaib, sejauh apapun jarak mereka dengan Mawlana.

Setiap saat Mawlana akan menyertainya sampai tiba waktunya berada di dalam kubur. Sampai kiamatpun Mawlana akan menyertai Murid-muridnya, bahkan ketika menghadap ke Hadirat Allah SWT, Mawlana akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Allah SWT mewakili murid-muridnya. Pada zaman sekarang ini, mustahil menemukan Awliya seperti Mawlana Syaikh Nazim. Mawlana mengatakan bahwa kualitas Awliya seperti ini adalah tersembunyi dan mereka semua hadir bersama dengan Sahib us Zaman Sayyidina Mahdi AS. Saat ini, dari belahan bumi sebelah Barat sampai Timur, hanya Mawlana Syaikh Nazim yang mampu memberikan jenis pengetahuan dan kearifan di dalam hati umat manusia.

KONSEP TENTANG SULTAN UL AWLIYA

Mawlana Syaikh Nazim adalah seorang Sultan ul Awliya saat ini. Kebanyakan orang berpikir bahwa tingkatan Qutub ul Gauz adalah yang tertinggi karena mereka tidak mempunyai pengetahuan akan tingkatan Sultan ul Awliya. Mawlana Syaikh Nazim telah diberi maqam Qutub ul Gauz 30 tahun yang lalu oleh GrandSyaikh. Ketika GrandSyaikh Abdullah Al Faiz ad Dhagistani (qas) wafat, Mawlana Syaikh Nazim menjadi Sultan ul Awliya dan beliau melimpahkan maqam Qutub ul Gauz pada orang lain.

Sebenarnya, maqam Qutub ul Gauz dibandingkan maqam Sultan ul Awliya adalah sangat rendah. Maqam Qutub ul Gauz berfungsi dalam pengaturan kebutuhan-kebutuhan tubuh fisik manusia. Sebagai contoh, pengaturan sumber pangan dan pengampunan dosa dari Tuhan. Sedangkan Sultan ul Awliya berhubungan dengan hati, jiwa dan ruh manusia. Beliau yang mengatur umat manusia agar selalu bersama Allah SWT di tempat dimana Nabi Muhammad SAW bersujud di malam Mi’raj. Seorang Sulthanul Awliya adalah Khaliphatullah di zamannya dan mewakili Nabi Suci Muhammad (saw) ketika Wali-Wali yang lain masing-masing mewakili 124.000 Nabi-Nabi. Keseluruhan Nabi-Nabi yang lain juga diwakili oleh Nabi Penutup Sayyidina Muhammad (saw), maka Sultan ul Awliya pada waktunya juga mempunyai Tajjalli dan kekuatan dari seluruh 124.000 Nabi-Nabi.

Wakil Allah SWT di setiap kurun waktu hanya ada satu dan di zaman sekarang ini Mawlana Syaikh Nazim menduduki tempat itu, dan beliau adalah Sultan ul Awliya serta Khaliphatullah saat ini. Sebagai seorang Khaliphatullah atau wakil dari Allah SWT, maka Mawlana berada di dalam Ka’batullah. Ka’batullah juga dikenal dengan Baithullah atau rumah Allah. Allah SWT ada dimana saja, namun khususnya ada di dalam Baithullah sebagaimana DIA menyebutnya sendiri dengan Rumah Allah. Karena disebut dengan rumah Tuhan, maka Tuhan pasti berada di dalam sana. Tuan dari rumah itu di wakilkan oleh khalifah-Nya saat ini, yaitu Mawlana Syaikh Nazim. Tingkatan Sultan ul Awliya dalam Tariqat berarti tingkatan Wali yang memiliki rahasia Nabi Suci Muhammad SAW. Rahasia ini diletakkan di dalam hati Nabi Suci Muhammad SAW oleh Allah SWT. Lalu setelah Nabi Muhammad SAW menyalurkan rahasia ini ke dalam hati Abu Bakar as Siddiq, kemudian di masa kita rahasia ini di turunkan melalui transmisi spiritual dari Rantai Emas ( silsilah ) Thariqat Naqsybandi.

Belum banyak yang pernah memegang tingkatan Sultan ul Awliya sejak masa Nabi saw. Sampai saat ini hanya ada 40 perwakilannya. Rahasia ini diturunkan dari hati Abu Bakr as Siddiq (Ral) kepada Salman al Farisy dan kemudian dari Siddiqi ke Siddiqi, dan sekarang pemegang rahasia itu adalah Mawlana Syaikh Nazim. Dalam rantai spiritual Mawlana, yang mendahului beliau sebagai Sulthanul Awliya di zamannya masing-masing adalah misalnya Salman al Farisy, Yusuf al Hamadani, Abdul Khaliq al Ghudjdawani, Shah Naqshband, Mawlana Abdullah Dhagistani dsb. Terpisah dari para Wali dalam transmisi spiritual ini, hanya Mawlana Abdul Qadir Jaelani (qas) yang menempati maqam ini. Rahasia ilahiah yang diletakkan oleh Allah SWT dalam hati Nabi Muhammad SAW dan di turunkan dari hati ke hati para Siddiq adalah Rahasia dan Nafas Ilahiah yang Allah SWT tiupkan pada Adam as.

TINGKATAN SEORANG SULTAN UL AWLIYA

Segala hal yang kalian ketahui ada di bawah kontrol spiritual dari Sultan ul Awliya. Beliau yang memimpin seluruh umat manusia di alam raya ini. Beliau juga yang berkuasa atas seluruh alam jin dan alam malaikat. Maqam Sultan ul Awliya adalah sebuah Maqam yang berhubungan dengan seluruh hati. Tak satupun pikiran yang mampu mengerti keagungan Maqam ini. Saat ini, maqam tersebut dimiliki oleh Mawlana Syaikh Nazim Mawlana dianugerahi kekuatan di setiap hati umat manusia di jagad ini. Beliau juga memiliki kekuatan tak terhingga untuk mampu membuat cahaya ilahiah dari Allah SWT dan seluruh 124.000 Nabi-nabi memasuki hati-hati dan tubuh-tubuh seluruh umat manusia hanya dalam waktu sesaat saja. Dalam sekejap Mawlana tidak hanya mampu menjadikan seorang kafir menjadi mukmin, tapi juga mampu menjadikannya mencapai tingkatan Siddiq ( maqam tertinggi para Wali ) dan menjadikannya untuk selalu dalam cahaya Allah, duduk di hadapan Allah SWT, serta membuatnya mampu melihat dan berbicara dengan Nabi Muhammad SAW sampai memahami tingkatan spiritual Nabi. Mawlana Syaikh Nazim memiliki kekuatan untuk menjadikan seorang kafir menjadi seperti beliau dalam pencapaian maqam dan posisi.

Dalam hal seluruh Nabi-Nabi, mereka menerima rahasia dari Nabi Muhammad SAW. Maka dengan adab yang sama seluruh Awliya menerima rahasia-rahasia mereka dari Khaliphatullah di masanya. Karena Mawlana Syaikh Nazim adalah Khaliphatullah di masa ini, maka beliaulah yang memberikan seluruh tingkatan serta maqam pada Awliya. Tidak seorangpun dapat menjadi seorang Wali atau Qutub tanpa peran Mawlana Syaikh Nazim dalam memberikannya pada mereka. Mawlana adalah perwakilan Allah SWT yang memegang kekuatan ini. Segala hal di dalam jagad ini telah diciptakan bagi kehormatan dan hanya demi Nabi suci Muhammad (saw). Segala sesuatu yang telah diciptakan di jagad ini berasal dari Nur Muhammad saw. Segala sesuatu yang kita lihat di tingkat yang pertama ini adalah cahaya Allah SWT. Untuk alasan inilah kita mengatakan : La ilaha illallah. Lalu kemudian Allah mereduksi cahaya-cahaya ini menjadi Nur Muhammad saw sehingga menjadikannya sebagai tingkatan perantara antara semua yang kita lihat dan Allah SWT. Inilah mengapa kita juga mengatakan : “Muhammad ur Rasulullah” dalam kalimat Syahadat.

Setiap waktu ada seorang Wali yang bertangung jawab akan seluruh cahaya-cahaya ini. Dalam masa kita sekarang, tanggung jawab ini dilimpahkan pada Mawlana Syaikh Nazim sebagai wakil dari Nabi Muhammad SAW dan seluruh 124.000 Nabi-Nabi. Ketika Grand Syaikh Abdullah Dhagistani (qas) wafat, rahasia ini diturunkan pada Mawlana Syaikh Nazim di Tave Muqallam dalam sebuah upacara besar , dan mulai saat itu beliau bertanggung jawab atas segala ciptaan – umat manusia, para jin, para malaikat, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, planet-planet, bintang-bintang dan segala hal yang diciptakan dari Nur Muhammad SAW. Grand Syaikh Abdullah Dhagistani (qas) memerintahkan Mawlana Syaikh Nazim agar melaksanakan sekitar 10 sampai 12 kali Khalwat di berbagai tempat. Ketika Mawlana menyelesaikan khalwat-khalwat ini, tubuh fisiknya menjadi fana dan menjadi sebuah tubuh ilahiah yang terhubung pada Allah SWT. Hanya setelah tahap ini terjadi, maka tanggung jawab dan rahasia itu di anugerahkan pada Mawlana, jika keadaan ini tidak terjadi maka mustahil diberikan.

CAHAYA ILAHIAH ALLAH SWT

Setiap orang yang mengambil bay’at dari Mawlana Syaikh Nazim, khususnya dari Negara-negara barat tidak akan meninggalkan dunia ini kecuali sebagai seorang Wali. Mengenai hal ini, Mawlana mengatakan : “ Saya telah diperintahkan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk mengumpulkan cahaya-cahaya yang saat ini berdatangan dari Negara-negara Barat dan Timur dan untuk mengembalikan mereka pada asalnya. Siapapun yang berasal dari Negara-negara barat, Eropa dan siapapun juga yang telah berbai’at tidak akan meninggalkan dunia ini kecuali sebagai Awliya dan dia akan mencapai tingkatan tertinggi yang di tawarkan Allah SWT pada hamba-hamba-Nya. “ Mawlana juga mengatakan : “Cahaya yang berbai’at padaku, khususnya yang telah memeluk Islam dan siapapun yang mendatangiku sungguh bersinar dan kuat yang bahkan mataharipun akan tampak gelap bila berada disamping cahaya mereka. Mereka akan bersinar diseluruh alam raya dan seluruh surga-surga.”

Ketika Mawlana Syaikh Nazim memulai sebuah sohbet, beliau tidak hanya berbicara pada mereka yang ada di depan beliau. Ribuan Awliya dan jutaan jin juga mendengarkan sohbet yang sama. Mengenai hal ini, Mawlana mengatakan : “ Aku tidak hanya berbicara pada kalian. Mungkin kalian hanya 10, 15 atau seribu orang, namun ratusan ribu Awliya ada disini bersamaku. Dan jutaan jin saat ini duduk bersama kalian dan turut mendengarkan. Dalam sohbet-sohbetku, aku memberikan 3 tingkatan, satu untuk kalian, satu untuk Awliya dan satu untuk para Jin. Di setiap tempat yang aku duduki dan setiap sohbet yang aku sampaikan, ruh Nabi Muhammad SAW dan cahaya ilahiah serta Dzat Allah SWT akan selalu bersamaku dan tak pernah meninggalkanku. “ Inilah kekuatan dan maqam Mawlana Syaikh Nazim.
Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) pernah mengatakan bahwa beliau telah mendandani Mawlana Syaikh Nazim dengan 99 Nama Terindah dari Allah SWT termasuk Ismul Aalam, Nama Teragung dari Allah SWT. Untuk itu janganlah melihat Mawlana sebagai Mawlana Syaikh Nazim, namun lihatlah beliau sebagai sebuah Tajjalli atau sinar Allah SWT. GrandSyaikh Abdullah Dhagistani (qas) juga mengatakan :” Tidak baik untuk mengatakan dia adalah Tuhan sebagaimana pengikut Yesus Kristus. Namun kalian harus menyebutnya sebagai Tajjalli atau cahaya Allah SWT.” Ketika beliau berbicara, jangan menganggap kalian mendengarkan Mawlana Syaikh Nazim, namun dengarkan beliau seperti Allah SWT berbicara pada kalian. Benar, Dia-lah yang sedang berbicara pada kalian. “ Ketika Nabi suci Muhammad SAW pergi Mi’raj, beliau mencapai titik tertentu dimana malaikat Jibril as mengatakan pada Nabi : “Hanya engkau yang mampu meneruskan perjalanan setelah titik ini. Jika aku teruskan maka aku akan binasa.” Kemudian Nabi menjawab “Baiklah, aku akan memasukinya.” Lalu beliau pergi melampaui titik itu sampai jarak yang sepenuhnya. Ketika beliau melaksanakan hal ini, maka kepribadian beliau lenyap dan menjadi sebuah sinar Allah SWT. Dengan berubahnya Nabi Muhammad SAW menjadi sinar ini maka sampailah beliau pada Hadirat Allah SWT. Hal ini sama bagi seluruh Syaikh dalam Thariqat Naqsybandi sebagaimana mereka didandani dengan rahasia dan Nafas Ilahiah dari Allah SWT. Tubuh mereka juga binasa dan tercabut juga sifat-sifat kemanusiaan mereka. Mereka juga menjadi sebuah cahaya Allah SWT seperti yang terjadi pada Nabi Muhammad saw saat mereka melanjutkan perjalanan sampai pada Singgasana Allah SWT.

Mawlana Syaikh Nazim saat ini juga berhias dengan cahaya-cahaya ini dan kita seharusnya melihat beliau sebagai Tajjalli dari Allah SWT. Akan hal ini, GrandSyaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) mengatakan : “Aku telah memerintahkan Mawlana Syaikh Nazim melaksanakan khalwat dan membuatnya mencapai tingkatan ini. Dia kini mempunyai satu wajah yang menghadap ciptaan-ciptaan dan sebuah wajah yang menghadap Allah SWT. “ Untuk itu beliau bersama Allah SWT setiap saat dan juga bersama Nabi Muhammad saw di setiap saat. Mereka berbicara pada Mawlana dan Mawlanapun berbicara dengan Mereka di setiap saat sehingga beliau dapat menerjemahkan bagi umat manusia di sekelilingnya apapun yang mereka butuhkan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Mawlana Syaikh Nazim tidak membutuhkan buku-buku guna menjawab segala pertanyaan para pengikutnya karena beliau tahu persis apa yang mereka butuhkan dari Tuhan agar mereka mengerti. Mawlana mampu menjawabnya seketika itu juga. Mawlana tahu apa alasan orang-orang mengunjungi beliau dan beliau berbicara sesuai kapasitas masing-masing. Jika kapasitas mereka tinggi, maka Mawlana berbicara pada mereka dari cahaya Allah SWT. Jika kapasitas mereka kurang, maka beliau berbicara melalui tingkatan Nabi Muhammad saw, dan bila kapasitasnya kurang lagi, maka beliau berbicara melalui tingkatan Sayidina Mahdi as atau melalui maqamnya Awliya. Apapun tingkatan kapasitas yang diperlukan, Mawlana mampu berbicara melalui semua jenis tingkatan.

GrandSyaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) juga mengatakan bahwa Mawlana Syaikh Nazim akan menjadi saluran dimana rahasia Al Quran akan memasuki hati Sayyidina Mahdi (AS). GrandSyaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) telah menghiasi Mawlana Syaikh Nazim dengan semua tingkatan ini. Ketika Mawlana Syaikh Nazim berbicara, beliau tidaklah seperti seseorang yang memperhatikan sebuah peta dan menjelaskan tentang letak sebuah kota atau Negara. Namun sebaliknya, Mawlana berada dalam semua tingkatan yang berhubungan dengan rahasia Al Quran. Beliau menjelaskan sesuai pengalaman pribadinya.
Mawlana tidak hanya menerangkan maqam ini pada pengikutnya, namun beliau juga menganugerahi para tamu dan pengikutnya dengan maqam ini, sehingga mereka tidak meninggalkan dunia tanpa mengenakan cahaya-cahaya ini dan menjadikan mereka semua menjadi Awliya. Bahkan mereka juga bukan seperti Wali-Wali biasa. Maqam mereka sama seperti maqam Sayidina Mahdi as.

SEORANG GURU, PEMIMPIN DAN JUGA PERANTARA

Kekuatan Mawlana Syaikh Nazim tidak diberikan hanya bagi beliau saja, namun bagi siapapun yang terhubung dengan beliau pada HARI PERJANJIAN. Seluruh umat ini saat ini telah dilimpahkan oleh Allah SWT pada Sayyidina Mahdi as. Mereka semua di bawah pengawasan dari Mawlana Syaikh Nazim. Beliau saat ini sedang mengajari dan mempersiapkan umat dengan maqam-maqam, sehingga pada saat Sayidinna Mahdi as tiba, mereka semua mampu berdialog dengan Allah SWT. Seperti Sayyidina Musa as , maka manusia akan mampu berdialog dengan Tuhan-nya dan dengan Nabi Muhammad saw beserta 124.000 para Nabi.

Allah SWT membuat Mawlana Syaikh Nazim menjadi guru dan pemimpin umat ini serta para Awliya di waktu kini agar mereka mempunyai kapasitas untuk pencapaian maqam-maqam selama masa Sayidina Mahdi as dan untuk mampu duduk dalam sohbet / ceramah / pengajaran dari Sayyidina Mahdi as. Jika tidak ada Mawlana diantara kita dan Sayyidina Mahdi as – atau antara kita dengan Nabi suci Muhammad saw, maka tak seorangpun yang akan mampu sampai pada pengetahuan ilahiah ini; atau untuk terhubung dengan maqam Awliya atau maqam Nabi suci atau tingkatan Allah SWT. Ini karena Mawlana Syaikh Nazim adalah perantara bagi kita dan seluruh maqam-maqam ini. Dan menurut Grandsyaikh Abdullah (qas ) bahwa saat ini adalah tugas Mawlana Syaikh Nazim untuk mengumpulkan setiap umat manusia yang telah dititipkan pada beliau sejak Hari Perjanjian.

Setiap umat manusia merupakan cahaya yang berasal dari Cahaya Allah SWT dan Cahaya Nabi Muhammad SAW. Khaliphatullah zaman ini, Mawlana Syaikh Nazim mewakili Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, maka seluruh umat manusia juga berasal dari cahaya Khaliphatullah ini. Pada masa kita sekarang, Awliya itu adalah : Mawlana Syaikh Nazim. Karena alasan inilah Mawlana Syaikh Nazim dititahkan oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW pada Hari perjanjian bahwa jutaan umat manusia akan berada dibawah pengawasannya dan Mawlana harus menjaga mereka karena cahaya mereka berasal dari cahaya Mawlana Syaikh Nazim. Inilah alasan mengapa mereka tertarik pada Mawlana. Cahaya Mawlana menarik kembali cahaya-cahaya mereka laksana setetes air dari awan yang tersedot jatuh pada samudra. Ketika kita masuk dan duduk mendengar sohbet Mawlana, kita merasakan seperti tetesan itu bercampur kembali kedalam samudra lalu melupakan dunia serta kehidupannya.

SANG PENAKLUK HATI

Mawlana Syaikh Nazim (qas) akan menjadi pemimpin umat manusia selama masa Sayyidina Mahdi as. Beliau akan menjadi guru spiritual dan bapak spiritual bagi seluruh umat yang hidup di waktu ini. Pedang Sayyidina Mahdi akan menebas kepala-kepala mereka yang menolak perkataan Mawlana Syaikh Nazim di waktu tersebut. Mawlana Syaikh Nazim (qas) mengatakan bahwa siapapun yang telah berbai’at pada beliau, termasuk para murid dan para pengikutnya akan berada dalam pengawasan beliau. Mereka akan selamat dalam dunia ini. Bahkan bila sebuah bom atom meledak disebelahnya, maka Mawlana akan melindungi dan menjaga keselamatannya. Angin yang dikirim dari surga dihembuskan pada orang tersebut supaya dia dapat menghirupnya dan tidak menghirup limbah nuklir di atmosfer.

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW telah melimpahkan pada Mawlana – seluruh umat manusia saat ini dan selama masa Mahdi as. Semuanya dibawah kontrol beliau. Mawlana bahkan tidak perlu melihat mereka melalui maqam Ilahiah karena semuanya telah berada dalam genggaman beliau. Mawlana melihat mereka seperti halnya mereka berada dalam telapak tangannya. Beliau melihat mereka setiap saat dan mengetahui apapun yang mereka lakukan. Ketika situasi buruk akan menghadang salah satu muridnya, Mawlana mempunyai kekuatan untuk mengubahnya. Tujuan Mawlana adalah agar muridnya mampu mencapai Rizwanullah. Segala sesuatu yang menghalangi jalan Murid akan di hilangkan oleh Mawlana. Jika sesuatu hal buruk akan terjadi, maka beliau akan berdoa pada Allah SWT mewakili murid itu untuk dapat menghilangkannya. Dalam hal ini Mawlana dapat memasuki dan mengubah takdir ( qasaullah ) dan kejadian alamiah.

Ada sebuah contoh yang terjadi di Mekah, Syaikh Adnan menceritakan peristiwa ini : “ Kami sedang berada di Mekkah bersama Mawlana Syaikh Nazim untuk melaksanakan Thawaf. Matahari sedang bersinar dan tidak nampak awan disana. Mawlana berdo’a pada Allah SWT dengan mengatakan : “Ya Allah SWT, aku datang ke tempat ini sebagai tamu-Mu untuk membuat Engkau bahagia. Aku ingin hujan turun agar aku bisa mengambil barakah dari hujan yang turun di Ka’bah. Tiba-tiba awan mulai terbentuk dan turunlah hujan. Begitu derasnya hujan itu, sampai seakan-akan seluruh Mekah terlihat seperti sebuah sungai.

AIR MANCUR CINTA DI HATI

Saat ini hati para warga Eropa dan Barat tertarik dengan thariqah Naqsybandi melebihi bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain. Ini karena hati mereka lebih luas, tidak sempit dan tertutup. Selama masa Sayyidina Mahdi as, maka Mawlana Syaikh Nazim berwenang atas hati seluruh umat manusia. Sayyidina Mahdi as akan memimpin dalam penegakkan syariah, sementara Mawlana Syaikh Nazim akan menjadi air terjun cinta dan pusat kasih umat manusia. Beliau akan dipercaya dalam pembukaan hati manusia.

Setiap Awliya di masa ini melihat Mawlana Syaikh Nazim sebagai sebuah cahaya Allah SWT. Tidak seorangpun mampu membayangkan bentuk spiritual Mawlana Syaikh Nazim, karena seluruh surga dan seluruh alam tercakup pada beliau. Bentuk fisik seseorang yang memiliki rahasia Nabi Muhammad SAW pasti mirip dengan bentuk fisik Nabi Muhammad SAW. Karena Mawlana memiliki rahasia ini, maka bentuk fisik beliau menyerupai Nabi saw. Siapapun yang datang mengunjungi Mawlana dan duduk dengan beliau juga akan bertransformasi perlahan-lahan secara fisik. Ini dikarenakan mereka tidak sedang duduk dengan manusia biasa, namun bersama seseorang yang berkekuatan luar biasa, yaitu Mawlana Syaikh Nazim. Semakin sering seseorang duduk bersama beliau, maka cinta dan maqam mereka juga semakin meningkat, dan setiap Awliya di zaman ini akan memiliki bentuk yang sama dengan Mawlana Syaikh Nazim.

KEAJAIBAN DARI BERBAGAI KEAJAIBAN

Mawlana Syaikh Nazim merupakan salah satu Awliya yang terkenal di sepanjang waktu. Jenis kewalian seperti ini umumnya tidak dikenal masyarakat. Yang mereka tahu adalah rasa ketertarikan hati pada Mawlana. Mereka bahkan tidak tahu mengapa hati mereka tertarik pada Mawlana. Hal ini karena beliau merupakan salah satu Awliya terbesar sepanjang zaman. Mawlana tidak pernah menampakan keajaiban-keajaiban seperti terbang di udara atau berjalan di atas air. Menurut Mawlana, setanpun mampu memperagakan keajaiban semacam itu. Namun beliau mempunyai karamah yang berbeda. Keajaiban beliau nampak dalam kehidupan murid-murid / pengikut beliau. Misalnya beliau menyertai setiap muridnya pada saat-saat tertentu dan sepanjang waktu.

Ketika seorang Murid memanggil beliau dengan mengatakan : “Madad Ya Sayyidi” maka Mawlana segera mengirimkan sebuah tatapan ilahiah menuju hatinya, dan hati para murid akan menyala oleh sebuah cahaya ilahiah. Murid ini akan berada di situasi yang baik setelah sesuatu yang buruk dilenyapkan dari hidup mereka. Karamah lain dari Mawlana adalah keajaiban di dalam kubur. Ketika malaikat mulai menampakkan diri untuk memberi pertanyaan-pertanyaan, maka Mawlana akan muncul dengan mengatakan : “ Jangan bertanya pada pengikutku, tanyalah aku dan aku akan menjawab untuknya.” Para malaikat tidak akan mampu menghadapi cahaya Mawlana dan karena hal ini, mereka akan segera melenyapkan diri.

Selama masa Nabi saw, cahaya hati beliau memancar di hati-hati para sahabat disekitar Nabi. Demikian pula dengan Mawlana Syaikh Nazim. Cahaya yang sama dari Mawlana memancar ke dalam hati para pengikutnya. Selama mereka duduk dengan Mawlana, maka cahaya itu akan selalu masuk dalam hati mereka. Hal yang sama terjadi juga para pengikut dan tamu-tamu Mawlana. Jika seseorang pernah mengunjungi Mawlana walaupun hanya sekali, maka dia tidak akan meninggal kecuali sebagai orang yang beriman. Hal ini karena Allah SWT kelak akan bertanya : “ Pernahkah engkau berjumpa dengan seorang Syaikh selama hidup ? “ Jika kemudian dia menjawab :” Ya, saya pernah berjumpa dengan Mawlana Syaikh Nazim.” Maka akan dikatakan padanya : “ Biarkan Mawlana Syaikh Nazim datang.” Seperti inilah karamah Mawlana Syaikh Nazim. Karamah lain adalah saat Hari Pengadilan kelak, Mawlana akan menjadi pembela dan pengacara bagi para pengikut yang mempercayai beliau, yang pernah mengambil bai’at, dan yang pernah mengunjunginya.

Mawlana tidak akan mengijinkan Murid-muridnya masuk neraka. Beliau bahkan tidak akan membiarkan murid-murid beliau memasuki surga yang biasa dikenal manusia. Tidak, Mawlana akan memasukkan mereka ke dalam surga yang terhubung dengan Allah SWT. Surga-surga yang biasa akan sirna jika dibandingkan dengan cahaya-cahaya dari surga yang terhubung dengan Allah SWT.

PENGUASA LAUH MAHFUZ

Grand Syaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) pernah mengatakan bahwa Lauh Mahfuz di setiap waktu dan zaman merupakan Wali yang mewakili Muhammad saw dan Allah SWT. Dan saat ini Mawlana Syaikh Nazim adalah Wali yang mewakili Allah SWT dan Nabi suci, untuk itu Lauh Mahfuz pada saat ini adalah Mawlana Syaikh Nazim. Seluruh Awliya memandang beliau dalam tingkatan ini sekarang. Pengetahuan yang berasal dari Lauh Mahfuz adalah benar berasal dari cahaya telapak tangan seorang Wali yang mewakili Nabi saw dan Allah SWT. Setiap kali Mawlana menyampaikan sohbet, beliau memandang pada Lauh Mahfuz. Beliau punya kebiasaan memandang sekilas ke atas sebelum memulai sohbet. Ini dikarenakan beliau membaca apa yang akan disampaikan dari Lauh Mahfuz. Mawlana mengatakan: “Saat aku shalat, aku melihat apa yang tertulis dalam Lauh Mahfuz yang ditujukan untukku surat Qur’an apa yang harus dibaca pada saat Sholat Luhur dan juga di setiap sholat. Aku tidak berjalan dari tempat ini ke sana tanpa melihat dan membaca apa yang tertera dalam Lauh Mahfuz. “ Mawlana-lah yang sekarang memberikan pada setiap Wali apa yang Allah SWT ingin berikan pada mereka dan juga pada setiap umat manusia sesuai yang tercantum pada Lauh Mahfuz. Beliau yang menuliskan bagi mereka pengetahuan yang berasal dari Allah SWT dan Nabi saw.

Mawlana memberikan jawaban atas tiap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan Lauh Mahfuz. Mawlana mengatakan, ada banyak Lauh Mahfuz. Ada yang diperuntukkan bagi orang-orang, bagi ulama, dan bagi Awliya. Lalu ada yang diperuntukkan bagi Khaliphatullah dan sebuah Lauh Mahfuz bagi Nabi suci Saw. Mawlana mengatakan bahwa beliau mampu berbicara dari semua Lauh Mahfuz, karena beliau mencakup semua tingkatan. Ini dikarenakan Grand Syaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) memberikan rahasia Nabi Suci kepada Mawlana Syaikh Nazim. Mawlana Syaikh Nazim adalah wakil Allah SWT dan beliau memiliki rahasia ilahiah Nabi saw. Mawlana juga merupakan wakil Allah SWT dimana beliau ada di setiap sel di alam raya ini. Bagaimana tidak, sebagai wakil Tuhan, beliau ada dimana-mana, di setiap bintang dan di setiap bagian jagad raya. Mawlana Syaikh Nazim juga hadir dengan tubuh beliau di beberapa tempat dalam waktu yang bersamaan. Bayazid Bistami (Ral) (salah satu Grand Syaikh terbesar dalam Thariqat Naqshbandi ) suatu kali menjamakkan diri beliau sendiri dan dengan 24.000 tubuhnya, beliau shalat secara bersamaan di berbagai tempat. Masyarakat di berbagai desa, kota dan Negara menjadi saksi ketika beliau shalat Jumat.

Sedangkan Mawlana Syaikh Nazim mampu menjamakkan diri beliau dalam hitungan antara 70.000 sampai 700.000 dengan menampakkan diri di berbagai tempat yang berbeda di saat yang bersamaan. Bayazid Bistami (Ral) hidup seribu tahun yang lalu sedangkan tajjali Mawlana Syaikh Nazim lebih kuat dan ampuh serta berharga karena beliau mempunyai rahasia-rahasia seluruh Grand Syaikh termasuk Bayazid Bistami (Ral) di dalam hatinya. Beliau juga memiliki rahasia seluruh Nabi termasuk Nabi saw dalam hatinya. Beliau adalah Awliya paling hebat dalam jajaran Awliya milik Nabi saw.

Mawlana Syaikh Nazim tidak hanya di bumi kita namun juga di berbagai tempat yang tidak berhubungan sama sekali dengan bumi ini. Beliau hadir bersama kita, dan juga di berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan.

Sebagai contoh, ada sebuah pegunungan yang bernama Qaf, pegunungan ini tidak ada hubungannya dengan bumi. Berbagai Awliya dengan maqam-maqam tinggi ada di gunung ini. Mawlana merupakan imam mereka tiap menunaikan shalat jumat.

Tiap Mawlana menyampaikan sohbet bagi para pengikutnya, maka beliaupun menyampaikan sohbet yang sama di pegunungan Qaf bagi para Awliya disana. Sohbet ini bukan hanya bagi mereka yang mendengarkan beliau saat itu, namun bagi siapapun yang telah saling berhubungan dengan Mawlana pada Hari Perjanjian dan telah ditakdirkan untuk mendengar sohbet tersebut. Ketika Mawlana Syaikh Nazim menyampaikan sohbet, maka hal itu tidak dimaksudkan untuk kalangan tertentu saja, namun bagi seluruh umat dari timur sampai barat. Sohbet beliau adalah bagi para Awliya dan bagi hati-hati semua umat di seluruh alam raya saat ini. Ini karena mereka semua membutuhkan rahasia Quran sampai datangnya Sayyidina Mahdi (as) yang akan datang tak beberapa lama lagi.

TAK ADA PERTANYAAN KUBUR

Sepanjang seseorang adalah murid Mawlana, maka malaikat maut tidak akan berurusan dengannya. Jiwa si murid ketika meninggal telah diambil alih oleh Mawlana. Beliau akan menatap Murid tersebut dan seketika ruhnya akan meninggalkan tubuhnya. Tidak ada urusan dengan malaikat maut ataupun malaikat kubur . Ini karena semuanya telah diperintahkan oleh kekuatan ilahiah Allah SWT pada Syaikh Nazim, khususnya pada beliau sendiri.

KEUTAMAAN YANG DIANUGERAHKAN PADA MAWLANA SYAIKH NAZIM

Mawlana Syaikh Nazim telah diberi keutamaan bahwa di dalam sohbet-sohbet yang beliau sampaikan, beliau berbicara pada tingkatan Nabi atau Awliya, maka semua orang yang duduk bersama beliau dalam sohbet juga akan dianugerahi tingkatan yang sama seperti para Nabi dan para Awliya yang sedang Mawlana ajarkan, inilah mengapa Mawlana seringkali berbicara tentang para Nabi dan Awliya agar beliau bisa memberikan tingkatan-tingkatan tersebut pada semua yang duduk dan mendengarkan sohbet beliau.

Mawlana Syaikh Nazim juga sering berbicara tentang perbuatan-perbuatan buruk pada pendengarnya. Mereka yang mendengar sohbet ini tidak seharusnya bertanya tentang dosa ataupun sifat-sifat buruk yang sedang Mawlana terangkan. Beliau menyampaikan sohbet tersebut bukan untuk menghentikan murid-murid untuk melakukan hal-hal tercela tersebut, namun untuk mengambil amalan-amalan buruk dan dosa-dosa tersebut dari muridnya. Kemudian beliau akan meletakkan murid-muridnya ke dalam samudra kasih sayangnya, kemudian ke dalam Samudra kasih sayang Nabi saw dan akhirnya ke dalam Samudra kasih sayang Allah SWT.

Segala amalan buruk dan dosa-dosa yang telah disampaikan Mawlana pada sohbet-sohbet beliau tidak akan ditanyakan lagi pada murid-murid beliau di hari Pengadilan kelak. Hal ini dikarenakan, Mawlana Syaikh Nazim langsung memberi syafaat dan meminta ampunan dari Allah SWT atas segala dosa dan amalan buruk yang disampaikan dalam sohbet-sohbet beliau. Inilah alasan mengapa Mawlana berbicara tentang dosa-dosa dan banyaknya amalan buruk dalam sohbet beliau agar beliau mampu memasukkan murid-murid ke dalam samudra kasih sayangnya.

Jangan melihat Mawlana Syaikh Nazim sebagaimana kalian melihat beliau, berupa tubuh fisik dengan segala fungsinya untuk makan, minum dan duduk bersama kalian. Namun lihatlah wajah beliau yang lain, wajah yang terhubung pada Tuhannya dan Nabi saw. Wajah lain Mawlana adalah kekuatan spiritual dan ilahiah yang mengontrol alam raya, dimana termasuk didalamnya dunia-dunia manusia, jin, dan dunia-dunia para malaikat. Semuanya itu telah dilimpahkan pada Mawlana dan beliau harus mengembalikan lagi semuanya pada Nabi saw dan pada Allah SWT. Beliau mengembalikan mereka semua dalam keadaan bersih tanpa ada dosa atau sifat-sifat buruk.

Mawlana tidak akan beralasan bahwa orang-orang ini tercerabut dari beliau akibat pengaruh setan. Tidak , beliau akan mengembalikan mereka semua dalam keadaan bersih seperti kala mereka di limpahkan pada Mawlana. Kata beliau : “Aku telah di anugerahi kekuatan ilahiah sehingga aku mampu mengembalikan tiap orang pada Nabi dan Allah swt seperti kala mereka di limpahkan padaku. Aku akan mengembalikan mereka semua tanpa dosa dan sifat-sifat buruk. Aku juga akan menghiasi mereka dengan berbagai maqam-maqam tertinggi seperti yang dianugerahkan pada para Awliya lalu mengembalikan mereka pada Allah SWT. “

Grand Syaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) mengatakan bahwa Sayyidina Mahdi (AS) adalah juga pengikut dan salah seorang murid Mawlana Syaikh Nazim. Hal ini dikarenakan oleh kenyataan bahwa tanpa perantaraan Mawlana maka rahasia Quran yang telah turun temurun mulai dari Nabi saw kepada Abu Bakar Siddiq (Ral), lalu di turunkan kepada silsilah Rantai emas Thariqat Naqsybandi sampai pada Mawlana Syaikh Nazim, tidak akan bisa memasuki hati Sayyidina Mahdi (AS). Mawlana Syaikh Nazim akan mengajari Mahdi as pengetahuan rahasia Al Quran. Mawlana adalah kunci dari rahasia Quran dan beliaulah yang akan menanamkannya di hati umat.

CAKRAWALA TAK BERTEPI
Bertahun-tahun lamanya Mawlana Syaikh Nazim menanamkan rahasia Quran di dalam hati mereka yang telah meninggal dunia dan sekarang berada di alam barzah. Saat ini, Mawlana Syaikh Nazim juga menanamkan rahasia di dalam hati manusia yang masih hidup. Untuk melaksanakan hal ini, Mawlana Syaikh Nazim keluar dari tubuhnya setiap malam. Semua tubuh yang memiliki ruh berkumpul di hadapan Mawlana dan beliau tanamkan rahasia Quran. Inilah salah satu tugas Mawlana sampai kedatangan Imam Mahdi as.

Setelah kedatangan Seyyidina Mahdi (AS) dan selama masanya, beliau akan memberikan rahasia Al Quran pada mereka yang terpilih dan akan memberi tahukan pada yang lain aspek-aspek tertentu dari rahasia Quran.

Mawlana akan memberikan kekuatan bagi beberapa pengikutnya .

Jika seseorang paham tentang rahasia Quran dan ada yang menanyakan tentang matahari, maka dia akan mampu memerintahkan matahari “Mendekatlah ke sini.” Lalu dia akan mampu menerangkan realitas matahari yang mendatanginya dan mampu menerangkan pada mereka yang beranya. Jika beliau ingin menerangkan tentang bulan, yang beliau lakukan hanyalah meminta bulan untuk mendekati beliau dan menjelaska mereka tentang bulan yang nampak di depan beliau dikarenakan kekuatan ilahiah Mawlana.

Syaikh Adnan menceritakan bahwa suatu kali ketika sedang berthawaf di Mekah bersama Mawlana, seseorang berjenggot putih mendatangi Mawlana Syaikh Nazim, mencium tangan beliau dan bertawaf bersama Mawlana. Mawlana kemudian mengatakan bahwa orang itu adalah Khidr as yang khusus mencium tangan Mawlana untuk kemudian melaksanakan Thawaf bersama beliau. Masih menurut Syaikh Adnan pada kesempatan yang lain, ketika sedang berthawaf mengelilingi Ka’bah bersama Mawlana, seorang yang sudah tua mendatangi Mawlana, mencium beliau, bercakap-cakap dengan Mawlana dan berthawaf bersama. Kemudian orang itu lenyap tanpa jejak. Ketika Mawlana ditanya mengenai orang itu, beliau menjawab bahwa itu adalah salah satu anak-anak Adam, sebelum Adam kita.

Telah ada 124.000 Adam-Adam, beserta keturunannya – dan Adam kita adalah yang terakhir. Ada salah satu anak Adam sebelum Adam kita yang datang mencium tangan Mawlana dan melaksanakan Thawaf bersama Mawlana karena dia memiliki janji ini pada Hari Perjanjian dan telah tertulis di Lauh Mahfuz. Mawlana sebagai Khaliphatullah saat ini dan wakil Nabi bukan hanya untuk masa ini saja, namun juga bagi masa-masa Adam-Adam beserta keturunannya yang datang sebelum kita. Beliau merupakan komunikator yang menghubungkan mereka dengan dunia Allah SWT dan Nabi saw. Menurut Mawlana, ketika sohbet Mawlana disampaikan, maka jumlah penduduk bumi ini amat sedikit dibandingkan jumlah manusia dari dunia-dunia lain,. Setiap hari siapapun yang duduk dengan Mawlana akan terus mengalami peningkatan. Mereka merasakan bahwa pengetahuan mereka berkembang setiap harinya. Hal ini akan terus meningkat sampai dia sampai pada tingkatan dimana tidak ada kaitan dengan dirinya sendiri. Bukannya melihat diri sendiri, si murid akan melihat Mawlana Syaikh Nazim. Ketika hal ini terjadi, seketika itu Mawlana menariknya dan meletakkan mereka ke dalam gua bersama Sayidina Mahdi as karena mereka amat kuat sehingga tidak memungkinkan manusia di dunia ini menghadapinya.

Semua yang telah tertulis disini tentang Mawlana Syaikh Nazim adalah sangat sedikit dibanding dengan siapa beliau sesungguhnya, karena isi tulisan diatas hanyalah sebagian kecil dari pengetahuan yang tersedia tentang beliau. Lepas dari fakta ini adalah juga alasan ketidak mungkinan bagi umat manusia untuk memahami realitas maqam seorang Sulthanul Awliya. Mawlana Syaikh Nazim adalah pemegang tingkatan ini di zaman kita. Itulah mengapa Mawlana sering mengatakan : “Tidak seorangpun mengerti siapa sebenarnya aku. Yang mereka tahu hanyalah sebagian aspek dari diriku.”

Al-Fatihaah.

Semoga Allah memberkahi Mawlana Syaikh Nazim! - Al-Fatihaah.

Tidak ada komentar:

Kumpul Blogger