
Mawlana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani qs
"Saya memohon Allah SWT untuk memberikan pada saya perlindungan dari kejahatan dan setan terkutuk. Tak seorang pun mampu melindungi diri mereka sendiri dari setan dan kejahatannya, kalian mesti meminta pada-Nya untuk melindungi kalian. Kalian harus tahu apa yang kalian lakukan dan kalian harus melakukan apa yang kalian pahami. Allah I telah memberikan sebilah pedang perlindungan: Bismillahir Rahmaanir Rahiim. Dengan itu kalian dapat memanggil Allah SWT dan Ia akan mengaruniakan pada kalian sebilah pedang yang dengannya kalian dapat melindungi diri kalian sendiri."
Mawlana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani q berbicara tentang mencari 'harta karun batiniah'(Tujuan dari Islam/ Tasawwuf)"
Jika kalian tak mampu membunuh sang naga, kalian pun tak akan mampu mencapai harta tersembunyi itu. Setiap orang memiliki 'harta karun' itu, tetapi sang naga ego/nafsu tak akan membiarkan begitu saja diri kalian. Bunuhlah naga itu dan kalian pun akan mendapatkan karunia tersembunyi itu."Allah SWT adalah Sang Pencipta. Hanya Ia yang mengetahui awal dan akhir dari penciptaan, apa yang akan muncul dan apa yang telah ada. Saudara kita Yussuf Islam bertanya pada kami tentang Tujuh Langit dan tentang galaksi-galaksi:Ada langit dunia, yaitu langit dekat kita, yang biasa pula kita sebut sebagai ruang angkasa. Allah SWT telah menghiasi langit pertama ini dengan bintang-bintang, sebagian besar di antaranya adalah galaksi-galaksi. Di luar langit pertama ini adalah Tujuh Langit. Kita tidak berada di dalamnya. Kita dapat melihat dan mendengar tiga dimensi di mana kita berada di dalamnya (di langit pertama).
Jika kita memiliki 4 dimensi, kita tak mampu melihat (dimensi ke-4 ini). Juga jika kita memiliki dimensi ke-5, 6, atau 7, kita tak mampu melihatnya. Semua yang dapat kita jangkau dengan teleskop-teleskop kita hanyalah benda-benda yang berada pada langit dunia ini (langit pertama). Ia bagaikan atap dari dunia kita ini. Kita tak mampu melihat apa yang berada di luar itu hingga kita secara ruhani memasuki langit dari empat dimensi. Jika diperlukan, kita dapat pula dengan cara yang sama (ruhani) memasuki dimensi ke-5, ke-6, dan ke-7. Di luar itu, tak ada lagi dimensi-dimensi. Tak ada apa pun! Itu berada di luar imajinasi kita, karena itu adalah batas dari intelektual akal kita. Malaikat yang merepresentasikan intelek adalah Sayyidina Jibril AS, Malaikat utama Jibril AS, ia pun berhenti pada suatu tempat saat Perjalanan Malam (Isra' Mi'raj). Itu berarti bahwa dari titik itu, intelek akal tak mampu lagi bergerak. Itu bermakna pula bahwa sejak titik itu dan seterusnya adalah milik kekekalan Allah SWT, Sang Pencipta. Kalian tak mampu bergerak di dalamnya.Segala sesuatu yang masih dapat kita jangkau adalah berada dalam dunia material.
Tempat-tempat (Maqam-maqam) yang dapat kalian jangkau di sana adalah tanpa gravitasi. Kita mengatakan bahwa tempat-tempat ini berjarak milliaran tahun cahaya jauhnya, walau sebenarnya masih merupakan suatu jarak yang dekat. Masih ada yang berjarak lebih lebiiih jauuuh lagi, dunia-dunia yang bahkan kita tak mampu menjangkaunya dengan imajinasi kita. Dengan inilah Allah SWT ingin menunjukkan sesuatu dari Kebesaran-Nya. Kita demikian kecil dan tak berarti, tetapi kita ingin membuat diri kita begitu perkasa... Kita bagaikan atom-atom di dalam ruang angkasa yang begitu besar ini. Tapi, kita adalah makhluk-makhluk yang perkasa di muka bumi. Di luar dari keperkasaan ini,sebenarnyalah tubuh-tubuh kita lebih kecil dari atom. Dengan kedua mata kita, kita dapat melihat hingga 10 kilometer. Kalian tak mampu melihat seorang manusia dari jarak sejauh itu. Sekalipun demikian, titik yang kecil itu (manusia) mampu untuk memandang kedalaman jarak ruang angkasa ini. Cahaya-cahaya kita cukup besar untuk mencapai ke sana. Inilah Keagungan Allah SWT dan Ia telah memilih diri kita sebagai khalifah dan perwakilan-Nya.
Allah SWT adalah Maha Agung dan Ia telah memberikan sebagian dari Keagungan-Nya ini bagi anak-anak Adam AS. Sekalipun diri kita hanyalah bagai satu titik kecil dalam alam semesta yang demikian luas ini, diri kita jauh lebih berharga daripada keseluruhan alam semesta. Kita pun telah diizinkan untuk berjalan di dalamnya. Kita telah diizinkan untuk melakukan perjalanan melalui ruang angkasa yang luas itu, dan kita pun mesti mencoba untuk menjaga kehormatan tersebut. Mengapakah penciptaan manusia demikian terhormat? Mengapakah Tuhan kita Yang Maha Agung telah memberikan pada diri kita Cinta Ilahiah-Nya? Dan malah diri kita pun tak mau memberikan cinta kita pada satu sama lain! Kita saling menggigit dan menendang, seperti kuda! Allah SWT menginginkan agar kita pun memiliki sifat-sifat seperti Diri-Nya. Ini adalah Hadits dari Nabi SAW. Quran Suci menjelaskan segala sesuatunya, tetapi kita tak mau memandang dan melihatnya dengan kalbu-kalbu kita untuk mengambil mutiara-mutiara dari kedalaman samuderanya. Kita hanya puas saat kita menemukan kerang-kerang kosong di pesisir pantainya.
Mengapakah kalian tak meminta mutiara-mutiara itu? Karena mendapatkannya adalah sulit. Mutiara-mutiara itu berada di kedalaman lautan, sedangkan kerang-kerang yang kosong dilemparkan ke pesisir pantai. Orang-orang sekarang tak lagi memperhatikan Islam. Kita selalu saja hanya memperkenalkan kerang-kerang itu pada non-muslim dan kita mengatakan pada mereka bahwa mereka dapat menemukan mutiara di dalamnya. Jika kalian mampu untuk memberikan pada mereka sebutir mutiara, mereka pun tak akan bertanya padamu apakah mutiara itu dari Saudi, Malaysia atau Amerika. Mereka hanya ingin melihat bahwa itu benar-benar suatu mutiara. Namun, yang sering terjadi adalah mereka hanya mendapatkan kerang-kerangnya. Selama berabad-abad mu'min (orang-orang beriman sejati) dan orang-orang suci (awliya') menyelam untuk menemukan mutiara-mutiara itu. Kini, orang-orang berpikir bahwa hal tersebut adalah mudah.
Mereka mengambil dari buku ini dan itu, tak memahami bahwa mereka mesti berlatih untuk menyelam. Mereka harus bertanya pada diri mereka sendiri bagaimana mereka mesti menyelam, karena ada begitu banyak hiu dalam lautan, Setiap harta karun pastilah dilindungi oleh sesuatu. Ada penjaga-penjaganya, kekuatan pengamanan, di sekitar mutiara-mutiara itu. Tak setiap orang mampu mencapai mereka. Harta-harta itu memiliki naga-naga yang menungguinya. Jika kalian tak mampu membunuh sang naga, kalian pun tak akan mampu mencapai harta itu. Dan setiap orang memiliki harta-harta itu, namun naga dari ego tak akan membiarkan kalian.
Bunuhlah naga itu dan kalian pun akan mencapai harta pribadi kalian. Dan bagaimana mungkin sang naga dapat dibunuh selama diriku senang dengannya? Jika dalam waktu yang sama, selama kalian memelihara naga kalian, kalian pun tak akan pernah mencapai harta kalian, (yaitu ketika) kalian akan menemukan dalam kalbu kalian, hal yang sama seperti yang tertulis dalam Quran Suci.Manusia adalah makhluk yang paling penting sejak pra-keabadian hingga keabadian. Tak ada makhluk lain yang pernah diciptakan atau akan diciptakan yang lebih sempurna atau lebih terhormat dalam Hadirat Ilahiah. Bahkan malaikat-pun tidak berada pada tingkatan itu. Hanya... hijab terbesar yang mencegah diri kita mencapai tingkatan tersebut, adalah ego kita. Allah SWT lebih dekat kepada kita bahkan daripada pembuluh darah leher kita.Abu Yazid Al-Bisthami q, salah seorang wali berlevel tinggi pernah bertanya, "Wahai Tuhanku, bagaimanakah diriku dapat mencapai-Mu?" "Hanya ada satu langkah dan dirimupun akan mencapai-Ku." "Tapi bagaimana?" "Langkahilah egomu! Tinggalkan egomu dan datanglah. Egomulah yang mencegahmu dari Diri-Ku.
Jika kau membuangnya, kau pun akan bersama-Ku."Allah SWT tidak memiliki partner, Ia-lah Wujud Hakiki. Siapa pun yang mengklaim berada di samping Nya tidak bernilai apa pun. Tak seorang pun bisa. Ego kita mengklaim sebagai partner bagi-Nya. Itulah mengapa Allah SWT tak pernah ridha dengan ego. Alam semesta-alam, semesta yang demikian besar dalam keagungan ruang ini pun hanyalah setitik kecil yang tak mungkin untuk dapat menemukan galaksi kalian di dalamnya. Lalu, mengapakah diri kalian, dengan keadaan seperti itu, masih menginginkan untuk menemukan tata surya kalian, dunia kalian atau malah diri kalian sendiri? Betapa lancang diri kalian untuk menginginkan menjadi seorang partner bagi Allah SWT? Cobalah membayangkan trilliunan dan trilliunan ruang angkasa seperti ini, dan kalian akan melihat bahwa ruang angkasa yang kita lihat ini bahkan jauh lebih kecil dari setitik noktah dalam Samudera-Samudera Kekuasaan Tanpa Batas milik Allah SWT.
Sekalipun demikian, tetap saja nafsu dan ego kita mengklaim diri sebagai tuhan dan tak pernah mau menerima kehambaan. Tapi, hanya mungkin ada Satu Tuhan, tak pernah ada yang kedua. Tak mungkin! Namun, ego kita tak pernah malu untuk terus mencoba. Bagaimana mungkin diri kalian dapat mengklaim seperti itu? Ego kita tak mau begitu saja ingin untuk menjadi 'bukan apa-apa'. Namun segala sesuatu adalah tak berarti apa-apa dalam Keagungan Allah SWT. Semuanya hanyalah Samudera-Samudera Kekuatan, Samudera-samudera Kekuasaan tanpa batas: alam semesta-alam semesta yang besar ini, bahkan Surga-surga, bahkan Singgasana Allah (Kursiy) dan bahkan 'Arasy-Nya.Ada berapa banyak 'Arasy 'kah di sana? Tak seorang pun tahu! Allah SWT, Tuhan yang Tak Diketahui. Tak seorang pun mampu mengetahui Dzat (Esensi)-Nya. Kalian selalu hanya diberi setitik kecil.
Dalam jangka waktu satu juta atau malah trilliunan tahun, mungkin Ia akan mengaruniakan pengetahuan, tetapi itu tetap saja hanya setetes kecil. Ada begitu banyak Samudera-Samudera Pengetahuan Tanpa Batas dan Samudera-samudera Hikmah Tanpa Akhir, yang hanya menjadi milik-Nya. Apa yang kini terlihat, adalah samudera-samudera tanpa ujung, tetapi masih ada tingkatan-tingkatan tanpa akhir yang hanya menjadi milik dari Zat-Nya dan tak mungkin memahaminya, bahkan bagi Penutup para Nabi. 'Huu' (salah satu dari Nama-nama Suci Allah SWT, bermakna 'Dia') akan selalu tak diketahui. Semoga Allah SWT memberikan pada diri kita pemahaman.
Wa min Allah at tawfiqBihurmatil habib Faatihah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar