Islam berasal dari kata “asalama” (menyerah) dan kata “salima” (selamat). Islam berarti tunduk kapada Alloh SWT dan berserah diri serta menyerahkan segala urusan kapada-Nya, yakni menegakan hubungan antara manusia denganTuhan-Nya atas dasar prinsip “taat dan patuh.:
Luqman (31 ayat 22):
Dan barang siapa yang berserah diri kapada Alloh, dan ia berbuat baik, sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kukuh (Agama Alloh). Dan hanya kepada Alloh sajalah kesudahan segala sesuatu.
Definisi dari kata Islam sebagai berikut :
“Menyerahkan diri kepada Alloh secara mutlak (tauhid) untuk mencapaikeselamatan dunia dan akhirat.
Adalah wajar sekali jika menusia mengenal Tuhan yang Maha Besar itu, merasa terikat oleh perintah dan larangan-Nya dan hidup menurut pengarahan dan hidayah-Nya. Itulah makna Islam, nyaitu makna yang telah di tetapkan oleh para Nabi dan Rusul.
Adalah keliru, orang yang mengira bahwa “Islam” itu nama khusus bagi agama yang dibawa Muhammad Rasululloh SAW liama belas abad yang silam “Islam” adalah nama semua risalah Illahi yang memberikan tuntunan kepada umat menusia sejak awal penciptaannya. Hingga zaman sekarang.
Namun nama “Islam” digunakan oleh Al-Qur’an Al-Karim untuk menyebut semua Risalah Illahi yang di bawa oleh para Nabi dan Rasul tanpa pengecualian.
Nabi Ibrahim beserta putranya Ismail yaitu gelar kehormatan Nabi Yaqub As, adalah para Nabi yang mendakwahkan Islam kepada umatnya..
Hingga akhir hidupnya beliau tetap berpegang pada Islam. Bahkan mewasiatkannya kepada putra-putranya.
Al-Baqarah (2 ayat 124):
Alloh berfirman “Sesungguhnya Aku akan menjadukan engkau pemimpin bagi manusia” Ibrahim berkata (berdoa) “Dan beri keturunanku (juga) Alloh berfiman “Janjiku (ini) tidak diperoleh orang-orang yang zalim.
Al-Baqarah (2 ayat 128):
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang-orang muslim kepada-Mu dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang mulimin kepada-Mu, dan tunjukanlah kepada kami cara-cara ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Al-Baqarah (2 ayat 131):
(Ingatlah) ketika Tuhannya berfirman kapadanya “Islamlah” Ibrahim menjawab, “Saya telah Islam kepada Tuhan semesta alam”
Al -Baqorah (2 ayat 130):
Dan tidak ada orang yang benci kepada Agama Ibrahim melainkan orang yang memperbodoh dirinya, dan sungguh kami telah memilihnya didunia dan sesungguhnya dia di akherat termasuk orang-orang yang saleh.
Al –Baqarah (2ayat 132):
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ke Islaman itu kapada anaknya, dan demikian pula Yaqup. (Ibrahim berkata ) hai anak-anakku, sesungguhnya Alloh telah memilih agama Islam untuk kamu, maka janganlah kamu mati malainkan dalam keadaan muslim.
Al- Baqarah (2 ayat 133):
Adakah kalian hadir ketika Yaqup menjelang ajalnya, yaitu ketika ia bertanya kepada anak-anaknya “Apakah yang hendak kalian sembah sepeninggalku” ?. mereka menjawab “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan para sesepuhmu, Ibrahim, Ismail dan Isaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami berserah diri (muslimin) kepada-Nya.
Al-Baqarah (2 ayat 136):
Katakanlah “kami beriman kapada Alloh dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kapada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqup dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kapada Musa dan isa, dan kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, dan kami hanya berserah diri kepada-Nya”
Ali Imraan (3 ayat 67):
Tiadalah Ibrahim itu orang Yahudi dan tidak (pula) orang Nasrani, tetapi dia seorang yang lurus lagi muslim, dan dia tidak termasuk orang-orang musrik.
An-Nahl (16 ayat 123):
Kumudian kami wahyukan kepadanya agar mengikuti agama Ibrahim yang lurus, dan dia tidak termasuk golongan orang yang musrik.
Al-An’aam (6 ayat 161):
Katakanlah, “Sesungguhnya aku telah diberi petunjuk oleh Tuhanku ke jalan yang lurus, yaitu Agama yang benar, Agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musrik.
Sebutan “Islam” mencakup semua Nabi dan Rasul yang melaksanakan Hukum Illahi semenjak zaman Taurat hingga zaman sekarang, yaitu semenjak Nabi Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Yaqup a.s, Nabi Sulaiman a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Isa a.s, serta yang terakhir Nabi Muhammad s.a.w.
Semua Agama mengajarkan Islam kepada Alloh, sehingga menjadi orang Muslim, yaitu berserah diri kepada Alloh.
Oleh karena itu asal usul agama tidak lain ialah Islam, yaitu berserah diri kepada Tuhan atau Agama Tauhid.
Mengenai hal itu Alloh SWT telah berfirman di dalam Al-Qur’an
Asy-Suuraa (42 ayat 13):
Alloh telah mensyariatkan (memerintahkan) agama sebagaimana telah di wasiatkan-Nya kepada Nuh, dan yang kami wahyukan kepadamu dan yang kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa (yaitu) “Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah padanya” Berat bagi orang-orang musrik, agama yang kamu serukan mereka kepadanya. Alloh memilih kepada agama itu kapada siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada agama itu orang yang kembali kepada-Nya.
(Al-Maidah ) (5 ayat 44):
sesungguhnya bahwa kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya terdapat petunjuk dan Cahaya terang, dengan Taurat itulah diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh para Nabi yang berserah diri (Aslamu)=Islam. Kapada Alloh, oleh orang-orang alim dan para pendeta mereka ; karena mereka memang diperintahkan memelihara kitab suci Alloh dan mereka menjadi saksi akan hal itu.
Inti dakwah para rasul dan permata risalah-risalah samawi adalah dakwah menuju ibadah kapada Alloh Swt. Yang Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan meninggalkan segala sifat ibadat kepada selain Dia. Al-Qur’an telah menjelaskan tentang masalah ini dan menetapkan dalam beberapa ayatnya. Di satu tempat dikatakan bahwa Nuh a.s, berkata kepada kaumnya :
Al-A’raf (7 ayat 59):
“Wahai kaumku, sembahlah Alloh, sakali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sejak awalnya Alloh mengutus seorang rasul semuanya untuk satu tugas, yang dijelaskan dalam Al-Qur’an :
Al-Anbiya (21 ayat 25) :
Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya, “Bahwasannya tidak ada tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
Seorang Muslim harus mengenal Alloh secara benar, setelah itu barulah ia wajib taat kepada Alloh dan melaksanakan perintah-Nya.
Setelah menetapkan hakikat kebenaran Makrifat (pengenalan) kapada Alloh yang demikian itu, barulah menyusul hakikat kebenaran yang lain, yaitu prinsip wajib patuh sepenuhnya kapada Alloh dan wajib taat kepada-Nya.
Ma’rifat adalah salah satu cara bagi manusia untuk menyerahkan diri secara mutlak kepada Alloh (TAUHID).
Sumber : http://www.gagakmas.org/www/artiislam.html
Senin, 22 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar