Rabu, 03 Desember 2008

Samudera Pengetahuan Nabi Salallahu 'alaihi wasalam



Shaykh Muhammad Hisham Kabbani


Suhbat 24 Agustus 2006*

A`udzu billahi min asy-shaitaan ir-rajiim Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim
Nawaytu'l-arba` iin, nawaytu'l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu'l- riyaada, nawaytu's-suluuk, nawaytu'l-`uzlah lillahi ta`ala fii hadza'l-masjid

Pada sesi sebelumnya dikemukakan tentang tidak ada satupun yang bisa mengerti tentang Peningkatan Samudera Pengtahuan Nabi salallahu alaihi wasalam. Dan peningkatan beliau ini tidak terhitung, kalian tidak dapat menghitungnya. Karena dalam setiap kesempatan peningkatan beliau merupakan kenaikan berganda dari yang sebelumnya.

Ini tidak berarti bahwa dalam setiap kenaikan beliau mencapai jarak yang lebih pendek dari sebelumnya, namun beliau menempuh jarak 2 kali dari sebelumnya. Yang selanjutnya akan menjadi 4x dari sebelumnya lalu 16x dari sebelumnya dan seterusnya. Inilah bagaimana Nabi (saw) mengalami kenaikan dalam setiap waktu 2x dari kenaikan pertama. Dan awliyaullah bahkan tidak dapat mengerti pengetahuan dan realitas yang Allah swt pakaikan kepada kekasihNya Muhammad saw dari satu kenaikan ke kenaikan lain. Mereka mungkin mengambil setetes dari samudera dan satu tetes itu cukup membuat mereka terlena dan mabuk.

Kebesaran yang Allah swt berikan kepada Sayyidina Muhammad (saw) tidak dapat dijelaskan dan karena itulah Allah berfirman dalam kitab suci Al Qur'an: Laqad ja`akum rasulun min anfusikum…. Bil muminiina raufun rahiim fa in tawallaw, fa qul hasbiyAllahu La ilaha ill-Allah. Allah swt telah mengirimkan kepada kalian. *Laqad ja`akum min anfusikum rasulun min anfusikum* –dari diri kalian sendiri. Artinya bahwa dari dalam diri setiap orang memiliki koneksi kepada Nabi (saw). Bila diandaikan jika Nabi (saw) adalah sumber utama energi lalu setiap orang terhubung kesana. Di setiap rumah kalian memiliki energi listrik yang dialirkan dari sumber utama, itulah mengapa kita mengatakan listrik ini (energi) datang dari listrik itu (sumber energi listrik .pet). Di rumah listrik datang dari sumber yang sama. Itulah sebabnya juga kami mengatakan kamu berasal dari kamu.

Allah telah mengirimkan ke tengah-tengah kamu seorang pembawa amanat. Itulah arti literalnya. Namun dalam arti hakikatnya adalah Allah swt telah mengirimkan seorang pembawa amanat bagi semua manusia, dari sisi manapun orang itu telah mewarisi dan memiliki koneksi kepada para Nabi dan hanya Allah mengetahui yang terbaik. Dari setiap ke-aku-an dari kita ada sebuah koneksi/koneksi kepada para nabi. Artinya bahwa setiap individu memiliki sebuah hubungan. Dan para nabi dapat meraih kita melalui dengan melacak koneksi yang menuju ke-aku-an dalam diri setiap manusia.
Laqad ja`akum rasulun min anfusikum – datang dari dirimu sendiri.

Tidak datang dari … artinya beliau (Nabi (saw)) laksana sebuah sumber energi utama dan setiap orang terhubung dengan beliau. Ketika seseorang sangat dekat dengan kalian, ketika seseorang terhubung dengan kalian, (maka) kalian terhubung kepada Nabi saw, itulah mengapa *ummat an-Nabi* berada dalam pelukan' Nabi saw, antara 'sayap-sayap' dan lengan-lengan beliau, dibawah 'sayap-sayap' dan lengan-lengan beliau, mereka (ummat an-Nabi) tidak dapat keluar.

Itulah alasan mengapa dia 'bersama kalian'. Kalian berada dalam pengaruh Nabi (saw). Ketika kalian berada dibawah 'sayap' dan lengannya, beliau sangatmemperhatikan kalian, itulah kenapa beliau bersabda *Hariisun alaykum*. Beliau tidak memberikan kesempatan bagi setan untuk menarik kalian keluar. Dan jugaitulah alasan mengapa hal ini menjadi berkesinambungan dalam penjelasan sebelumnya yang dipaparkan oleh Grandsyekh, bahwa *la`an-Allah al kafiriin, la`an-Allah al-musyrikiin, la`an-Allah al-munaafiqiin* , kutukan itu datang dari karakter-karatkter buruk.

Saat kutukan datang kepada mereka, kutukan ini seperti mesin cuci. Saat pakaian dimasukkan ke dalam mesin cuci apa yang terjadi? Mesin itu akan membersihkan pakaian. Begitu pula dengan halnya dengan karakter-karakter ini, dalam Kehadirat Illahi akan dibersihkan. Itulah alasannya beliau sangat memperhatikan kalian, *wa bil muminiina raufun rahiim* untuk kelompok kalian, *muminiina*… beliau memperhatikan kita karena 'steker' kita adalah steker yang bagus, sehingga kita menjadi Muslim. Dan dengan sebagian orang yang *raufun rahiim* apa artinya Rauf? Lemah lembut.

Memiliki belas kasihan. Dan *rahiim* – penyayang. Bukan hanya pengasih. *Rahman* memiliki arti pengasih. *Rahiim* adalah rasa pengasih untuk mengampuni kalian.
Artinya jika kalian berada dilingkup dikasihi dan kalian dibawah lingkup belas kasihan, artinya dimanapun (tingkat) Nabi (saw), beliau akan bersama kalian, kalian berada dalam tingkatan yang bergerak. Meskipun kalian tidak mengerti setetes dari pengetahuan ini tapi Nabi (saw) tidak akan membiarkan kalian keluar dari lengan dan sayap beliau. Itulah mengapa semua Ummah 'bergelantungan' dengan Nabi (saw) dan tidak ada satupun yang akan tertinggal.

Setiap orang akan berada dalam Mi'raj. Karena itulah ketika seseorang dari *Ummat an-Nabi* meninggal, dia melihat dirinya sendiri,"Oh, Saya tidak melakukan semua itu. Saya tidak melakukan banyak ibadah. Saya tidak pernah mencapai tingakat itu." Pada kesempatan itu dia mengerti bahwasanya dia berada dalam lingkup NabiNya tercinta Sayyidina Muhammad dan dia tidak tertinggal. Jikalau dia tertinggal maka Nabi (saw) tidak *Hariisun alaykum*.

Beliau tidak bisa menjaga seseorang jika dia memang diperuntukan bagi Iblis. Allah mengenakan Nabi (saw) dengan atribut pemelihara kaum beliau dan dia tidak akan melepaskan satupun ke tangan iblis. Beliau akan membawa semua Ummahnya ke Hadirat Allah dengan bersih. Bukan …*uluum al-awwaiin wal akhiriin* sesuatu yang dapat dijelaskan. Kalian tidak dapat menjelaskannya. Apa yang Allah berikan kepada *Sayyidina Muhammad* (saw) melebihi akal pikiran kita. Dari pengetahuan itu Grandsyekh memberitahukan bahwa Nabi (saw) memanggil para Sahaaba dan mengumumkan bagi siapapun yang dapat membaca Al Qur'an hingga selesai (khatm) dalam semalam, maka anak beliau saw, Fatima ra akan menjadi istrinya –Jadi, semua Sahaaba berusaha menyelesaikan membaca Kitab Suci dari Isya hingga Fajr untuk menyelesaikan dalam jangka waktu tersebut.

Dan mereka harus membaca dengan *Ahkam*, aturan-aturannya. Semua Sahaaba membuka mata semalaman berusaha khatm Al Qur'an. Saat Fajr Nabi (saw) menanyakan," Adakah yang khatm Al Qur'an?" Tidak ada yang menjawab 'ya' kecuali Sayyidina `Ali (r). Mereka bertanya kepada Sayyidina `Ali (r),"Ya 'Ali (r) kamu tidur semalaman. Bagaimana caranya kamu bisa khatm Al Qur'an?" Karena ketika mereka membaca Al Qur'an, harus dengan aturan tertentu, tidak seperti ketika kita membaca sebuah cerita. Al Qur'an dibaca beserta rahasia dibaliknya. Ketika mereka membaca Al Qur'an berarti mereka memasuki samudera dalam tiap hurufnya. Dan awliyaullah dapat meraih dari setiap huruf tersebut 24.000 samudera pengetahuan. Pada saat mereka membaca Al Qur'an, maka mereka harus mengerti pengetahuan dibalik tiap huruf. Tidak seperti cara baca kita saat ini.

Atau bahkan tidak seperti cara baca awliyaullah saat ini. *Sahabat an-Nabi* (saw), ketika mereka membaca Al Qur'an, mereka membacanya dengan rahasia cahayayang datang dari setiap huruf di saat itu. Karena pengetahuan dalam setiap huruf terus bertambah, dalam urutan tertentu, urutan yang diikuti dengan pengertiannya masing-masing. Para Sahaaba membaca Al Qur'an walaupun tidak mungkin menyelesaikannya satu halaman dengan aturan-aturan yang ada.

Sayyidina `Ali (r) sedang tidur sepanjang malam. Mereka bertanya kepadanya, "Bagaimana cara kau menyelesaikannya (membaca Al Qur'an)?" Dia menjawab,"*Ya sayyidii Ya Rasulullah*" –Dia adalah pintu dari kota pengetahuan dan dia tahu bagaimana mencapai tingkatan itu. Kalian harus menyelesaikan suatu tingkatan untuk diberikan pengetahuan dalam setiap huruf Al Qur'an. Itulah kenapa awliya memberikan banyak perhatian terhadap amalan harian (awraad) yang mereka berikan kepada kalian.

Sayyidina `Ali (r) berkata, "*Ya sayyidii Ya Rasulullah* apa yang saya baca adalah yang saya ambil dari hati Engkau, yaitu 3x *shahada* 70x *istighfaar* ,dan Fatiha dan *Amana ar-Rasula* dan 7x *alam nashrah *dan 11x *qul Huwa Allahu ahada*, 10x *La ilaha ill-Allah*, dan 10 *salawat* tertuju kepadamu (Rasulullah) dan saya mengirimkan sebuah hadiah kepadamu. Nabi (saw) menjawab,"sadaqa `Ali ."
Karena pelafalan 3x *qul Huwa Allahu Ahad* seperti membaca seluruh Al Qur'an sebagaimana yang Nabi (saw) katakan. Jadi, 3x memasuki samudera dari Surahitu telah cukup bagi Sayyidina `Ali (r) untuk menyelesaikan membaca Al Qur'an hingga selesai dibandingkan dengan para Sahaaba lain yang tidak sanggup menyelesaikannya pada waktu itu. Jadi, Nabi (saw) memberikan (dalam artian untuk dinikahkan ) Sayyidina `Ali ra kepada Sayyida Fatima ra.

Seorang Wali Qutb bertanya kepada Qutb lain kemudian para Qutb mendiskusikannya Qutb pertama bertanya, "Jika semua Sahaaba menyelesaikan pembacaaan Kitab Suci Al Qur'an pada saat itu, apakah yang akan dilakukan oleh Nabi (saw)?" Nabi (saw) menjawab jika salah satu khatam Al Qur'an saat Fajr tiba, aku akan memberikan dia kepada Fatima ra. Qutb pertama menanyakan hal ini kepada Qutb kedua yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi. Perhatikan awliyaullah, Nabi (saw) akan memberikan nomor kepada para Sahaaba yang telah khatm Al Qur'an dan beliau (saw) akan memberikan seorang Fatima kepada setiap orang.

Seberapa besar kepercayaan kalian? Kita dapat saja menyangkalnya bahwa itu tidak mungkin. Tapi awliya, perkataan Nabi (saw) tidak dapat disangkal. Jikalau mereka semua atau pun separuhnya berhasil khatm Al Qur'an, Allah akan menciptakan wanita-wanita yang mirip dengan Fatima. Bukan hanya satu yang diberikan kepada Sayyidina `Ali (ra).

Ini berasal dari hati Nabi (saw), *Hariisun `alaykum bil-muminiina raufun* rahiim* beliau pengasih dan berbelas kasihan kepada orang-orang beriman. Kalian harus mempercayainya seperti Qutb tadi. Jangan mempertanyakan seorang wali. Kalian tidak tahu kesalahan apa yang kalian perbuat ketika kalian meragukan dan mempertanyakaan seorang wali. Awliyaullah seperti belerang merah, jarang ditemukan dan tidak setiap orang mengaku dirinya sebagai wali. Begitu banyak yang menganggap syekh mereka adalah seorang wali. Ini tidak sesederhana itu. Wali adalah seseorang yang telah berhasil mengendalikan egonya sendiri. Dan telah diberikan kemurnian dari Allah, kemurnian yang suci, satu bentuk kemurnian Nabi (saw) yang suci lalu diberikan kepada syekh kalian.

Awliyaullah sebagaimana diterangkan dalam sesi sebelumnya apa yang Sayyidina Bayazid al-Bistami katakan. Perhatian Nabi (saw) tidak dapat dijelaskan dan dimengerti oleh kemampuan awliyaullah ketika mereka memasuki samudera pengetahuan lalu mereka mengambil rahasia-rahasia ini sebagaimana yang Grandsyekh katakan jangan tinggalkan 3x *shahada*, 70x* istighfaar* dan *Fatiha *dan *Amana ar-Rasula*dan 7x * alam nashrah* dan 11x *qul Huwa Allahu ahada*.

Apa yang mereka berikan adalah sebuah rahasia. Seperti *Sayyidina `Ali* (ra) yang dengan tenang beristirahat dan melafalkan semuanya hanya memerlukan waktu 10 menit dan disisi lain para Sahaaba terus dan terus membaca Al-Qur'an dan tidak dapat menyelesaikannya. Mereka harus membaca Al Qur'an dengan aturan dan *Sayyidina `Ali* (r) menyelesaikannya hanya dalam 10 menit. Karena dalam 10 menit itu beliau dapat menbuka kode dari apa yang beliau baca, sebuah kunci harta karun yang beliau perlukan pada malam itu.

Karena saat Nabi (saw) memerintahkan meng-khatm Al Qur'an bukan hanya membuka Al Qur'an kemudian membaca hingga selesai. Jadi, artinya adalah apapun yang telah 'diperlihatkan' kalian harus membacanya sesuai dengan rahasia yang terkandung dan aturan-aturannya. Saat kalian mencapai batasan-batasan dan tujuan lalu kalian diberikan hak untuk memiliki Fatima. Jika bukan kalian lalu siapa yang berhak? *Sayyidina `Ali* (ra) dapat memasuki samudera pengetahuan, laksana sebuah kunci untuk membuka pintu dan masuk ke dalamnya.

Dan beliau berhak untuk siapa? Untuk Fatima ra. Jadi, artinya adalah Fatima (ra) adalah surga tertinggi yang dapat dicapai. Ada surga yang bernama Fatima (r) yang diperuntukkan bagi siapapun yang dapat memasukinya dari pintu yang *Sayyidina `Ali* (r) masuki. Fatima berada dalam surga tersebut, dalam kota nabi. Dia dapat mencapai Fatima surgawi sebaik dengan Fatima secara fisik. Tidak ada yang dapat mengerti tingkatan *Sayyida Fatima az-Zahra (r)*. Surganya dapat diambil oleh seluruh *Ummah*. Dia tidak meninggalkan seorangpun dari *Ummatan-Nabi* (saw).

Dengan syafa'at darinya, setiap orang akan memasuki surga. Dia tidak akan meninggalkan seorang pun tertinggal. Kemudian setelah Nabi (saw) akan memberikan mereka 'pakaian'. Lalu apa yang akan Nabi (saw) perbuat kepada mereka? Beliau akan memakaikan mereka 'pakaian' dengan apa yang Allah berikan kepada mereka.
Jadi, Grandsyekh berkata bahwa penghuni semua surga adalah Muhammadiyun. Mereka memiliki fitur-fitur yang terefleksi pada mereka. Fitur yang sama dengan Nabi (saw). Inilah awliyaullah yang Allah berikan kepada beliau, mereka *Ummat an-Nabi*, Allah memberikan mereka kepada beliau dan mereka berada dibawah perlindungan beliau, Kita memohon kepada Allah untuk memelihara diri kita 'bersih', memelihara kita dalam perhatian Nabi (saw) dan untuk memasuki surga *Sayyida Fatima az-Zahra* (r)

Wa min Allah at tawfiq

Tidak ada komentar:

Kumpul Blogger