Kamis, 04 Desember 2008

Yang Membuat Orang menjadi Tidak Terhormat


Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Grandsyekh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS berbicara tentang pertemuan di dunia spiritual. Peristiwa itu terjadi di sebuah gua di mana Qabil membunuh Habil, tempat dari 40 awliya. Kalian dapat melihat 40 mihrab di sana. Para awliya itu datang ke sana setiap malam. Tempat itu menjadi tempat pribadi bagi mereka, jauh dari orang-orang dan tidak ada yang berani pergi ke sana di malam hari. Jika ada seorang manusia di sana, ia bisa mati ketakutan. Setiap tempat salat adalah kepunyaan pribadi bagi setiap wali. Bentuknya dapat terlihat pada mihrab, tetapi tidak setiap orang dapat melihatnya. Suatu ketika istri saya pergi ke tempat itu. Ia pergi ke tempat yang pertama dan melihatnya, lalu yang kedua dan melihatnya, begitu pula dengan yang ketiga, keempat, kelima dan keenam, tetapi ketika sampai di tempat yang ketujuh, tidak ada kekuatan lagi untuk melihat, ia pun meninggalkannya karena ketakutan. Setiap orang dengan cahaya di hatinya dapat melihatnya, tetapi ia akan merasa sangat terpesona.

Setiap malam mereka melakukan salat, lalu pergi dari timur ke barat, jiwa mereka yang membawanya. Setiap orang mempunyai jiwa dan raga. Jiwa berada dalam raga sekarang, bergerak berdasarkan gerakan tubuh, dan gerakannya sangat lambat. Tetapi gerakan jiwa lebih cepat dari kecepatan cahaya. Setiap wali mempunyai kekuatan, dan mereka mampu meletakkan tubuh dalam jiwanya. Ketika tubuh berada dalam jiwa, ia dapat bergerak dengan kecepatan jiwa, dalam sekejap ia dapat bergerak dari timur ke barat, dari bumi ke bintang yang terjauh. Lebih cepat dari pengelihatan kita, jiwa kita dapat mencapainya. Jika cocok bagi tubuh kalian dapat meninggalkannya sebagaimana di bumi. Begitu banyak bumi bagi anak-anak Adam AS. Tetapi untuk berada di bintang tertentu hanya mungkin dilakukan dengan tubuh spiritual. Seorang wali dapat menjumpai jiwa setiap orang baik di sini maupun di alam Barzakh. Iia dapat memanggil jiwa kalian, bahkan jika kita sedang tertidur. Pada saat tidur jiwa meninggalkan tubuh, hanya sedikit tenaga yang tetap tinggal bersama tubuh, bagaikan cahaya neon yang mati dalam ruangan yang gelap, kalian masih bisa melihat gelombang cahaya.

Seperti ini, jiwa kita dimatikan, gelombang tetap ada untuk menjaga aliran pernapasan dan darah. Oleh sebab itu beberapa orang dapat melihat wali dalam mimpinya. Jiwa mereka mempunyai kekuatan ekstra yang tidak bisa kalian lukiskan, kekuatan yang sangat besar. Jika ia mau, ia dapat membawa kalian dan tubuh kalian bergerak dari timur ke barat. Bagi orang-orang ini, seluruh dunia berada di tangan mereka, baik dalam kehidupan ini maupun kehidupan surgawi. Jika orang itu siap, ia dapat mengingat mimpi itu. Jika belum, ia akan lupa. Kita semua sudah siap, namun kita belum mencapai level tanpa hijab, kita masih mempunyai hijab pada mata hati kita. Ketika hijab itu dihilangkan, kalian bisa melihat pada Hari Perjanjian ketika kalian ditanya oleh Allah SWT, “Apakah Aku bukan Tuhanmu?” Kita dapat melihat panorama itu. Hijab itu tidak tipis melainkan tebal, dan jalan membersihkannya membutuhkan banyak operasi. Operasi itu adalah zikir.

Ada sebuah pertemuan di tempat itu, tempat dari 40 mihrab. Semua rasul hadir di sana. Imam Tarekat Naqsybandi, Syah Naqsyband QS bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai satu hal yang sangat penting. Berita ini berasal dari Grandsyekh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS. Beliau ikut hadir dan diperbolehkan untuk berbicara. “Wahai Rasulku, dapatkah engkau memberitahuku mengenai suatu karakter yang membuat orang jadi tidak terhormat?” Setiap orang telah diberi kemuliaan oleh Tuhannya. Tidak ada seorang pun yang lahir tanpa kemuliaan. Wanita, pria, anak kecil, penyapu jalan, setiap orang mempunyai kemuliaan yang sama. Kalian bisa menjaga atau menghilangkan kemuliaan ini untuk dirimu sendiri, tetapi kalian harus tetap menjaga kehormatan terhadap orang lain. Kalian tidak perlu melihat gelar mereka, bintang di pundak atau di pakaian mereka. Anak-anak Adam AS telah dimuliakan oleh Tuhannya.

Ini adalah kenyataan, tetapi ada beberapa perbuatan yang membuat orang menjadi tidak terhormat. Syah Naqsyband QS bertanya mengenai perbuatan itu. Rasulullah SAW berkata, “Wahai Fard-ul-Arsy, engkau tidak bertanya untuk dirimu sendiri, tetapi untuk seluruh umat. Aku senang terhadapmu dan umatku akan mendapat manfaatnya.

Perbuatan pertama bagi seseorang adalah melibatkan diri dalam hal yang bukan menjadi urusannya (Ma-la-ya’ni).” Jika kalian tidak terlibat, jangan dilihat. Ini membuat orang menjadi tidak terhormat. Begitu banyak orang yang berada dalam kesulitan akibat karakteristik ini dan semua masalah di dunia berasal dari sini. Para pelajar berkumpul, mereka berseru, ‘orang ini baik, orang itu buruk.’ Begitu banyak orang yang mengkritik pemerintah. Masing-masing seharusnya memperhatikan pekerjaannya, para petani bertani, pelajar belajar. Jika kalian dapat melakukan pekerjaan itu lebih baik lagi, Allah SWT akan menjadikan kalian presiden. Jangan berbicara menentang pemerintah, ini tidak perlu. Untuk Rusia, mereka sudah mempunyai pemimpin yang cocok, begitu pula Amerika dan setiap bangsa mempunyai para pemimpin yang layak bagi mereka.

Perbuatan kedua yang menjadikan orang tidak terhormat adalah tidak tahan terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan. Mungkin ada seorang yang mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan dan kalian merasa marah. Kalian harus menyembunyikan kemarahan itu dan tidak memperlihatkannya. Jika kemarahan tampak di wajahmu, dengan tangan atau lidah, kemarahan itu membuat orang tidak terhormat. Kemarahan bagaikan seekor ular yang sangat berbisa, seperti kobra, jika kalian tidak berhati-hati dia dapat menggigit kalian dan orang lain. Pertama kamarahan itu akan meniupkan cahaya iman dalam hatimu kemudian mendatangi wajahmu. Bawalah sebuah cermin, ketika kalian marah, lihatlah wajah kalian. Kalian akan takut. Grandsyekh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS berkata, menunjukkan kemarahan pada wajah atau perbuatan akan menghilangkan iman dari hati. Kalian tidak bisa mendengar firman Tuhanmu atau sabda Rasulmu. Jika orang meninggal dalam keadaan marah, ia akan masuk neraka.

Tidak ada komentar:

Kumpul Blogger