Selasa, 06 Januari 2009

Bersyukur

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Grandsyekh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS berkata bahwa di dunia ini terdapat berbagai kemungkinan, dari kebaikan sampai keburukan, bisa kaya atau miskin, sehat atau sakit, seorang yang menetapkan hukum atau seorang narapidana. Jika sesuatu yang tidak kalian sukai terjadi pada diri kalian, kalian harus berpikir bahwa sesuatu yang lebih buruk dapat terjadi. Syekh Saadi Shirazi QS bercerita bahwa ada seseorang yang mengeluh karena tidak mempunyai sepatu, sampai akhirnya dia melihat seseorang yang tidak mempunyai kaki, akhirnya dia melupakan sepatunya. Hal ini menimbulkan perasaan lega dan damai dalam hati kita. Lihatlah pada dirimu, kalian bisa menemukan harta karun, tangan dan jemari. Ini adalah perilaku yang baik terhadap Tuhanmu.

Begitu banyak orang yang bertanya, mengapa Allah SWT membiarkan ada orang yang lahir tanpa tangan atau mata atau pikiran yang sehat. Allah SWT menciptakan mereka untuk menunjukkan kepada yang lain. “Wahai manusia, kalian harus melihat pada dirimu sendiri bahwa kalian telah mempunyai segalanya, dengan demikian kalian harus bersyukur.” Siapa pun yang mempunyai cacat dalam tubuhnya, Allah SWT akan memberi ganjaran yang lebih dibandingkan kita. Bagi seorang tuna netra yang sabar, Dia akan memberi mereka 12.000 keindahan Surga. Jika orang-orang melihat Surga tersebut, mungkin mereka semua akan berdoa agar mereka semua menjadi tuna netra saja.

Seseorang mendatangi Rasulullah SAW, dia bertubuh bungkuk dan bermata juling, tubuhnya bengkok-bengkok dan jelek. Dia berkata, “Wahai Rasulullah SAW, Aku tidak akan melakukan salat lebih dari 5 kali sehari, Aku tidak akan berpuasa selain di bulan Ramadan.” Saat itu beliau menjadi marah. Lalu Jibril AS datang dan memberikan pesan bahwa Allah SWT tidak suka keluhan semacam ini. “Tanyakan kepadanya apakah dia akan senang bila di hari Kiamat nanti dia akan mempunyai bentuk tubuh malaikat yang terindah?” Beliau bertanya dan orang itu menjawab, “Aku puas.”

Grandsyekh ‘Abdul Khaliq al-Ghujduwani QS suatu ketika sedang berjalan menuju masjid, tiba-tiba ada yang menumpahkan suatu cairan kotor dari atas, membuat pakaian putihnya menjadi kuning. Padahal beliau akan melakukan salat Jumat. Murid-muridnya bergegas mengejar orang itu untuk bertanggung jawab, tetapi beliau mencegahnya. Beliau berkata, “Aku bersyukur. Aku lebih pantas mendapatkan api, tetapi yang datang hanya air kotor.” Beliau mengutus muridnya untuk memimpin salat Jumat, dan untuk menghindari perselisihan dengan istrinya, beliau bukannya pulang ke rumah tetapi malah pergi ke sungai dan mandi hingga matahari terbenam.

Tidak ada komentar:

Kumpul Blogger