Kamis, 15 Januari 2009

CAHAYA ILAHI DALAM TASAWUF DAN REIKI

(Diintisarikan oleh Jokotry dari Buku Mukjizat Tasawuf Reiki, karya Syamsul Bakri)

Tasawuf dan Reiki merupakan olah spritual yang keduanya mempunyai implikasi positif bagi kualitas hidup manusia, baik secara fisik, psikis, maupun spiritual. Energi Reiki disediakan Allah di alam semesta. Ia bisa diakses oleh siapa saja untuk membersihkan dan menyelaraskan tujuh lapis tubuh manusia ; tubuh fisik, psikis, atau emosi, mental, intuisi, atma, cahaya (monade) maupun tubuh spiritual. Hal yang sama juga menjadi perhatian dalam Tasawuf dengan upaya Tazkiyyah Al Nafs (penyucian jiwa) melalui jalan takhalli (pembersihan diri dari energi negatif) dan tahalli (pemurnian diri dengan energi positif).

Reiki dan Tasawuf merupakan dua tradisi, yang di samping memiliki perbedaan-perbedaan historis dan keterikatannya dengan tradisi agama tertentu juga memiliki persamaan-persamaan . Perbedaan itu terletak pada bahwa Reiki tidak terkait dengan sejarah dan praktik agama tertentu, sedangkan Tasawuf terlahir dari rahim Islam dan menjadi bagian integral dari manifestasi Islam. Tasawuf adalah spiritualisme Islam yang juga sering disebut sufisme (paham orang-orang sufi). Praktisi Tasawuf disebut SUFI.

Adapun persamaan kerangka epistemologis antara praktik spiritual Tasawuf dan Reiki dapat dijelaskan sebagai berikut :Pertama, baik di dalam Tasawuf maupun Reiki, keduanya mengenal ritual awal yang disebut inisiasi (attunement, ijazah). Seorang calon murid baru akan menjadi murid dan praktis dapat menjalankan pola olah psiko-spiritual setelah mendapat attunement (penyelarasan) oleh master Reiki. Begitu juga di dalam Tasawuf, identitas sebagai murid Thariqah baru dimiliki setelah melakukan bai'at (sumpah setia) yang kemudian oleh master sufi (syaikh, mursyid) seorang murid diberi wewenang dalam bentuk ijazah untuk mengikuti laku-laku spiritual. Inisiasi (attunement, ijazah) ini merupakan ritual universal dalam seluruh lembaga tarekat dan reiki. Inisiasi dimaksudkan untuk menyelaraskan organ-organ ruhani calon murid agar dapat melakukan aktifitas dalam tradisi spiritual yang akan dijalani.

Dengan demikian, jelas bahwa secara epistemologis, ilmu dasar spiritual dalam Tasawuf dan Reiki diperoleh melalui Transfer Energi "Langit" yang hanya dapat dilakukan oleh seorang master Reiki (dalam tradisi reiki) dan master sufi atau mursyid (dalam tradisi tasawuf) atas izin Allah SWT. Selanjutnya, pengembangan teori spiritual di dapat melalui pelajaran dan pengalaman individual.Kedua, persamaan yang dimiliki Tasawuf dan Reiki adalah sikap no mind atau tawakkal sebagai sikap baku, yaitu sikap tanpa konsentrasi apapun. Hanya dengan sikap no mind (pasrah kepada prakarsa ilahi, tanpa menggunakan kekuatan pikiran) praktik Reiki dan Tasawuf dapat dilakukan. Energi Reiki akan bekerja dengan kecerdasannya secara otomatis sesuai niat praktisi tanpa perlu diatur oleh praktisi.

Ketiga, konsep-konsep spiritualitas yang tinggi yang ditekankan dalam Tasawuf dan Reiki adalah menuju kesadaran ruhaniyyah, yaitu kesadaran bahwa manusia tidak sekedar makhluk fisik-jasmaniah. Kesadaran ini begitu penting untuk peningkatan kualitas spiritual manusia. Karena itulah maka keduanya memiliki pola-pola ritual khusus seperti dzikir dan meditasi (muraqobah) untuk meningkatkan kesehatan, keselarasan dan keseimbangan dalam arti luas. Keduanya memiliki paradigma dasar bahwa penting bagi manusia untuk menarik energi ilahi untuk membersihkan diri (self healing) dengan cara pembersihan tubuh dari segala bentuk energi negatif (takhalli) dan menghias diri dengan energi positif (tahalli). Tasawuf dan Reiki memiliki basis psikologis yang sama, yaitu upaya untuk mengakses energi Allah SWT, yang disebut energi ilahi (reiki) atau di dalam Tasawuf disebut Nur Muhammad dan menyalurkannya untuk penempaan bathin. Hal ini dimaksudkan untuk perluasan kesadaran menuju kesadaran yang lebih tinggi dari sekedar kesadaran sebagai makhluk fisik.

Keduanya memiliki tujuan eksistensial yang sama, yaitu meneguhkan manusia sebagai makhluk dwi tunggal. Tasawuf merupakan olah spiritual untuk pembersihan diri menuju kesucian sebagai prasyarat pendekatan kepada Allah SWT. Hal yang sama juga merupakan tradisi baku Reiki yang ditujukan untuk pembersihan diri dari berbagai bentuk energi negatif (penyakit fisik, psikis, dan energi negatif yang menghambat spiritualitas) . Pembersihan diri dari energi negatif dalam bentuk apa pun dan peningkatan spiritualis adalah tujuan dari Tasawuf dan Reiki. Munculnya kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh sebagian praktisi Tasawuf maupun Reiki juga menjadi persoalan inheren dalam tradisi keduanya.Dari persamaan-persamaan diatas, maka tasawuf dapat dilakukan dengan menggunakan metode meditasi Reiki, dan sebaliknya praktisi Reiki dapat melakukan proses-proses meditasi spiritual dengan menggunakan pola-pola Tasawuf. Zikir dan Suluk dalam Tasawuf bisa dijalankan dengan melakukan meditasi Reiki sebagai sebuah metode.

Begitu juga, meditasi Reiki akan sangat membantu jika diisi dengan muatan sufistik (disertai dengan zikir-zikir khas tasawuf). Persenyawaan kedua pola ini akan meningkatkan kualitas dan kuantitas energi (perspektif Reiki), dan peningkatan khusyu' (ikhlas, hening, meditatif) yang menjadi ruh ritual Tasawuf. Walaupun secara formal Tasawuf merupakan tradisi Islam dan Reiki bersifat Universal (tidak terikat agama tertentu), namun keduanya sama-sama bersifat religius-teologis. Artinya, kedua tradisi ini mengharuskan sikap pasrah (tawakkal) dalam praktik olah psikis dan spiritual. Keduanya, juga merupakan 'ilmu' (pengetahuan teori) dan 'amal' (praktik). Sinergi antara metode Tasawuf dan Reiki merupakan sesuatu yang justru akan mempermantap hasil yang ingin dicapai. Meditasi dalam Reiki maupun Suluk dalam Tasawuf, keduanya menjadi metode efektif untuk menghantarkan para praktisi keduanya dalam kondisi psikologis yang secara langsung mengarah pada pencerahan ruhaniyyah.

Pencerahan Ruhaniyyah hanya didapatkan dengan evolusi spiritual, yaitu peningkatan spiritualitas dari maqom kehidupan orientasi jasmaniah (maqam al nafs) menuju kehidupan sampai menikmati komunikasi intensif dengan Allah SWT (maqam al wishal). Dalam perjalanan spiritual ini, seorang praktisi Tasawuf akan terbantu jika pada saat yang sama mendalami Reiki, karena praktik Reiki mempermudah mencapai kondisi keheningan hingga gelombang pikiran masuk ke kondisi fana (theta). Dengan praktik Reiki , maka praktisi Tasawuf akan mudah memasuki gelombang alpha (khusyu'), theta (fana') hingga delta (baqa').

Sumber : mailist reiki-hijau@yahoogroups.com, SinIlahi@yahoogroups.com

Tidak ada komentar:

Kumpul Blogger