(Lefke, Siprus: 15 Muharram 1425/6 Maret 2004)
A'uudzu billaahi minas-syaythaanir-rajiim
Bismillahir-rahmanir-rahiim
la hawla wa la quwatta illa bi-llaahi-l 'Aliyu-l 'Azhim.Dastur yaa Sayyidi, Madad!
Ini adalah sebuah asosiasi...
Profesor da Costa—siapakah sebenarnya seorang profesor itu? Seorang profesor adalah seseorang yang, bila ia ditanya, bisa memberikan sebuah jawaban untuk segalanya. Jika tidak—ia bukan seorang profesor!
Yaa Allah, yaa Allah... `Allimnaa, yaa Rabbii! Subhaanaka la `ilma lanaa illa ma `allamtanaa [2:32]
`ilm, ilmu—jika Allah SWT memberi ilmu kepada hamba-hamba-Nya, ia dapat mengetahui (tentang suatu hal). Itu disebut `ilmun naafii`, ilmu yang bermanfaat. Ilmu harus dapat memberi manfaat, ia bukanlah suatu ziina, dekorasi. Tidak! Ilmu adalah suatu pemberian dari Allah SWT untuk mengaspali jalan menuju Hadirat Ilahi. Itulah tujuan utama dari suatu ilmu.
Mengapa kita belajar?
Dewasa ini orang hanya belajar untuk dunia, tetapi itu bukanlah ilmu sejati. Dengan segala macam hal yang kalian pelajari, kalian harus bertanya pada diri sendiri, “Apa yang menjadi targetku?” Apakah itu untuk meraih dunia? Dan kalian telah berada di dunia, tetapi masih mencari lebih banyak dari dunia ini—selalu meminta lebih banyak lagi. “Jika sekarang aku mempunyai 10 dolar, besok aku harus mendapatkan 100 dolar. Bagaimana aku bisa mendapatkan 100 dolar? Aku harus lihat! Dan Aku akan berusaha untuk menemukan jalan untuk mencapai 1000 dolar.”
Lalu Setan datang dan berkata, “Itu tidak cukup, engkau harus berusaha untuk mencapai 10.000 dolar, jadi temukanlah jalannya!”
Setiap jenis pengetahuan yang tidak baik berasal dari Setan. Setan mengajarkan orang untuk mencapai lebih banyak dunia dan ia mendesak mereka dan mencambuki mereka. Seperti halnya seorang joki memecut kudanya, Setan selalu memecut orang untuk meraih dunia lebih banyak.
Oleh sebab itu, Nabi SAW selalu berdoa, “Allaahumma innii as-aluka `ilman naafi`an!” Beliau berdoa kepada Allah SWT, “Ya Allah SWT, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, yang akan membawaku lebih dekat ke Hadirat Ilahiah-Mu!”
Dan dalam doa yang lain, Rasulullah SAW berdoa, “Allaahumma innii a`udzubika min `ilmin la yafa`!” “Ya Allah SWT, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang dapat mengantarkan aku jauh dari-Mu dan membuatku lari mengejar dunia!”
Ke mana orang-orang kita sekarang? Di seluruh dunia, apakah ada yang mendengarkan Allah SWT? Apakah mereka memohon untuk Allah SWT atau untuk dunia? “Innahum la yuflihuun.” (Sesungguhnya mereka tidak akan berhasil). Jika mereka terus melanjutkan jalan ini, mereka tidak akan meraih sesuatu yang baik, di sini maupun di akhirat. Mereka akan kehilangan segala yang telah Allah SWT janjikan—Allah SWT menjanjikan hamba-hamba-Nya kekekalan, kehidupan yang kekal.
Tetapi Setan memanggil manusia, mengundang mereka kepada sesuatu yang tidak lain merupakan ilusi, imajinasi. Sekarang begitu banyak orang dengan usia yang berbeda-beda berkumpul di sini, mereka mungkin berusia 10, 12, 20, 30, 40, 50, 60, 80, atau (sambil menunjuk seseorang, dan tersenyum) 90. Ya, begitu banyak tahun-tahun yang telah kalian lewati, tetapi apa yang tersisa pada kalian dari tahun-tahun itu? Kalian hanya hidup sekarang, di saat ini, dan setelah beberapa saat, momen ini pun akan diambil ke dunia yang tidak nyata. Dan dunia yang tidak nyata itu tidak lain adalah imajinasi.
Kalian bisa, sebagai contoh, menyalakan api dan melempar banyak benda ke dalam api itu, seperti kayu atau bahkan mebel. Setelah satu jam, datang dan lihatlah apa yang tersisa. Abu! Ya? Habis! Di mana semua benda yang telah kalian masukkan ke dalam api itu?
Sama halnya dengan waktu yang mengambil segala sesuatu dari kalian, ia membakarnya dan mengubahnya menjadi abu. Dan akhirnya badai datang dan meniupkan semua abu...
Dan jika Tuhan Surgawi berkehendak bahwa di pusat planet ini akan terjadi ledakan, dalam beberapa detik kalian tidak akan menemukan satu atom pun di dalamnya. Semuanya akan musnah, karena apa yang membuat seluruh atom ini tetap ada adalah Perintah-Nya. Perintah Allah SWT menjaga atom-atom ini bersama—nukleus di pusatnya bersama dengan elektron-elektron di sekelilingnya—untuk mempertahankan seluruh sistem ini. Jika Allah SWT tidak menjaga mereka dengan Perintah Ilahiah-Nya, atom-atom itu akan musnah. Elektron-elektron akan tersebar, demikian pula inti atom akan sirna. Seluruh dunia tetap utuh bersama hanya dengan Perintah-Nya.
Ketika Perintah-Nya datang, “Tinggalkan dan pergilah ke tempat darimana kalian berasal! Pergilah dan kembali!” dalam hitungan detik, bahkan kurang dari itu, dalam sepertiga, atau seperempat, atau seperlima detik segala sesuatu akan musnah.
Jika Dia memberikan Perintah-Nya kepada alam semesta, “Kembalikan ke posisi awal kalian!” Segala sesuatu akan kembali ke Samudra Kekuasaan-Nya—kembali ke tempat darimana mereka berasal dan seluruh alam semesta akan menemui ajal mereka.
Tak ada yang akan tersisa di alam semesta ini, semuanya akan berakhir! Alam semesta akan kembali seperti kondisi asalnya—gelap tanpa sesuatu. Dan jika Dia memerintahkannya, alam semesta ini akan penuh dengan bintang-gemintang, galaksi-galaksi dan matahari-matahari. Dan jika Dia memerintahkan, “Kembali! Sebagaimana kalian datang, sekarang kembali!” semuanya akan lenyap kembali.
Dan alam semesta hanyalah suatu kegelapan yang gelap gulita!
Tak ada yang tahu apakah semesta itu—di mana awalnya dan di mana akhirnya dan darimana semua yang ada ini berasal—karena ajaran setani mencegah umat manusia bertanya, atau mempelajari atau mengajarkan hal-hal ini.
Segala sesuatu yang membuat kalian jauh dari Allah SWT adalah ajaran setani dan orang-orang dewasa ini tenggelam di dalamnya. Tak ada yang bahagia di masa kita dan tak ada orang yang berada dalam kedamaian. Pengecualian tidak pernah mengubah aturan ini. Memang ada pengecualian, tetapi hanya sedikit. Umumnya orang-orang lalai, mereka tidak ingin belajar dan hanya mengikuti Setan. Tetapi ajaran setani, `ilmun la yanfa`, adalah suatu jenis pengetahuan yang tidak akan bermanfaat bagi pemegangnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh sebab itu, kita memohon kepada Allah SWT, “Yaa Rabbi, berikanlah kami sesuatu dari pemberian-pemberian-Mu, yang telah Engkau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang mulia dan terhormat, kepada nabi-nabi-Mu, khususnya kepada Nabi Penutup, Sayyidina Muhammad SAW. Engkau menganugerahinya ilmu sejati, yang membawa manusia menuju kesempurnaan, membuat mereka menjadi hamba-hamba-Mu, mempersiapkan mereka untuk kesempurnaan itu dan untuk meraih rida dan kepuasan Tuhannya. Kami memohon pada-Mu, anugerahilah kami dengan itu!”
Tetapi umumnya, pintu-pintu ini kelihatannya tertutup sekarang, dan tidak ada yang lain kecuali ajaran setani di seluruh dunia, membuat orang lebih kejam, membawa mereka jauh dari jati diri mereka yang sesungguhnya, membuat mereka pergi dari maksud penciptaan mereka, karena kita semua diciptakan untuk menjadi hamba-hamba Allah SWT dalam Hadirat Ilahiah-Nya. Kita telah dimuliakan dengan peringkat penghambaan, dengan menjadi hamba di Hadirat Ilahiah-Nya. Tetapi orang-orang tidak belajar untuk menjadi hamba-hamba Pencipta mereka, hamba-hamba dari Tuhan mereka. Mereka berlari mengejar ilmu-ilmu setani dan mereka menghormati dan memuja Setan. Itulah yang terjadi di setiap tempat saat ini...
Ketika Allah SWT mengutus Sayyidina Nuh AS kepada umatnya untuk menyeru mereka kepada Allah SWT, Tuhan dan Pencipta mereka, mereka melarikan diri dan menolak untuk mengikutinya. Mereka berkata, “Kami tahu jalan kami! Ajaran-ajaran kami sepenuhnya berlawanan dengan apa yang engkau ajarkan. Kami bahagia dengan ajaran-ajaran kami dan kami tidak tertarik untuk mengikutimu.”
Dan Allah SWT mengirimkan banjir kepada mereka, menutupi segalanya. Air memancar dari setiap mata air di bumi, hujan pun turun dengan deras dan banjir datang menghanyutkan segalanya.
Kini hal itu terjadi lagi, tetapi dengan cara yang berbeda. Kini, ke mana pun kalian pergi, kalian akan menemukan mata air masalah dan persoalan—mereka ada di mana-mana! Lihat, seluruh dunia dipenuhi mereka! Dengan setiap langkah kalian menyebrangi masalah atau semacam persoalan. Orang-orang mendapat diploma mereka dari Setan, untuk menjadi pembuat masalah—laki-laki, perempuan, tua, muda, terpelajar maupun tidak—mereka semua adalah para pembuat masalah yang sudah lulus.
Lihat saja pada kotak Setan—televisi—lihat bagaimana orang turun ke jalan-jalan! Di mana-mana ada masalah! Tidak ada yang beristirahat, tidak ada yang berada dalam kedamaian, tidak ada yang penuh harap, mereka putus harapan, mereka semua. Mereka semua tenggelam dalam samudra masalah, karena setiap orang menciptakan masalah! Tidak ada orang yang mengendalikan dirinya dari membuat masalah, setiap orang telah menjadi pembuat masalah, mencurahkan masalahnya ke orang lain. Umat manusia, dari Timur ke Barat, dari Utara ke Selatan, tenggelam dalam samudra masalah yang penuh penderitaan, persoalan, kesedihan, dan tak ada orang yang berada dalam kedamaian!
Oleh sebab itu, orang-orang berusaha melupakan masalah mereka dengan jalan mabuk. Mereka menggunakan segala macam minuman dan bermacam-macam obat-obatan. Untuk apa? Untuk melupakan, agar tidak merasakan persoalan mereka! Seperti halnya dokter yang memberikan obat untuk pasiennya yang menderita sakit parah. Itu bukanlah pengobatan yang sesungguhnya terhadap penyakit mereka, dokter hanya memberi mereka beberapa pereda nyeri. Sekarang orang-orang di mana-mana menggunakan obat-obatan, paling tidak mereka merokok dan minum minuman beralkohol. Untuk apa? Agar mereka tidak merasakan nyeri mereka! Semua ini adalah ‘pereda nyeri’.
Wahai manusia, datanglah pada jalan yang benar! Datanglah dan mintalah pertolongan dari orang-orang yang benar! Jangan berpikir bahwa tidak ada lagi orang-orang yang benar. Tidak! Orang-orang yang benar tidak akan habis, tetapi mereka tersembunyi atau menyembunyikan diri mereka. Mereka bisa saja tersembunyi, tetapi jika kalian meminta mereka, kalian akan menemukannya. Jika kalian tidak mencarinya, kalian tidak akan menemukan mereka, karena apa yang akan kalian temukan adalah perwakilan dari Setan, tetapi jika kalian dengan hati-hati mencari orang-orang yang benar, kalian dapat menemukan mereka di sepanjang Timur dan Barat.
Oleh sebab itu, Nabi SAW bersabda, “Utlubul `ilmi wa law bis-Sin!” “Carilah ilmu walau sampai ke Cina.”
Wahai manusia, kalian harus meminta—kalian harus meminta—meminta ilmu sejati, yang akan menyelamatkan kalian dari masalah, dari kejahatan di dunia dan dari api neraka di Hari Akhir. Untuk mempelajari ilmu itu, bahkan jika kalian hanya dapat menemukannya di tempat yang jauh—pada saat itu Cina adalah negri terjauh—kalian harus pergi ke sana dan belajar. Dan ilmu tidak berada dalam buku-buku! Jika ilmu ada dalam buku-buku, Nabi SAW akan mengatakan, “Bawalah buku-buku dari Cina ke sini dan pelajarilah di sini!”
Tetapi beliau mengindikasikan bahwa, “Kalian harus pergi kepada orang yang mempunyai pengetahuan semacam ini! Dia adalah orang yang akan mengajarkan kalian, bukannya buku-buku! Kalian hanya dapat memperoleh pengetahuan sejati lewat mereka yang hatinya penuh dengan pengetahuan itu.“ “Jangan berpikir bahwa kalian hanya perlu membaca buku-buku untuk dipelajari! Tidak! Oleh sebab itu, beliau mengindikasikan, “wa law bis-Sin—walaupun jika orang yang memiliki ilmu itu berada di Cina, kalian harus datang padanya, belajar darinya.”
Kini kaum Wahhabi mengatakan, “Itu tidak perlu. Kalian bisa membaca buku-buku, dan kalian bisa belajar dengan cara itu!”
Wahai manusia! Datanglah pada jalan yang benar dan mintalah orang-orang yang benar, jika kalian ingin bahagia di dunia dan akhirat dan ingin membuat Allah SWT rida dengan kalian! Jika tidak, setiap orang akan terkubur sendiri, oleh dirinya sendiri dalam kuburnya dan tidak ada orang yang dapat menolong orang lain dalam kuburan mereka!
Semoga Allah SWT mengampuni saya dan memberkati kalian! Saya mengatakan hal ini kepada seluruh umat manusia dan ini adalah beberapa ilmu dari keempat Kitab Suci, khususnya dari al-Quran suci yang diturunkan Allah SWT kepada hamba-Nya yang tercinta. Beliau adalah orang yang paling mulia, orang yang kepadanya risalah terakhir—al-Quran suci—diturunkan, dan kita memohon untuk melayani beliau dan mengambil ilmu sejati darinya dan dari para penerusnya, penerus dari Nabi SAW—bi hurmatil Faatiha.
Sumber : http://muhibbunnaqsybandi.blogspot.com/search/label/Ilmu%20Sejati
Selasa, 06 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar