Rabu, 07 Januari 2009

Dasar Teknik Dzikir

Dasar-Dasar Teknik Dzikir

Teknik dzikir dianggap terlalu sederhana sehingga jarang mendapat pembahasan yang memadai. Petunjuk tentang masalah ini terdapat dalam satu ayat saja. Kitab yang membahas tentang dzikir cenderung membahas materi dzikir. (Catatan : Kalau kita hanya mengacu pada ayat Quran ini saja, tanpa memandang Sunnah/Hadits Rosulullah, maka kita akan berpikiran sempit, bahwa Dzikir hanya boleh dengan suara pelan (dzikir Qolb) saja. Silakan baca juga tema : Dzikir dengan Suara Keras dan Bermajlis)

Rujukan teknik dzikir adalah ayat Al-Qur’an sebagai berikut :
205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai (Qs. Al A’raaf 205).

Beberapa kata dalam ayat di atas memerlukan kajian khusus. Rabb adalah nama Nama Rabb, Asma’ Allah dalam sifat rububiyahnya yang kita sebut, kita seru, kita harapkan pertolongan-Nya untuk memperbaiki suatu keadaan. Asma’ Allah termaktub dalam Al Asma’ul Husna. Nafs adalah hakekat diri kita (sang operator). Nafs-lah penanggung jawab semua perbuatan dan pusat gerak Nafs adalah Qolb (hati). Yang perlu diperhatikan, dzikir itu Fi Nafsika (didalam nafs-mu), tidak terbatas di dalam hati (qolbu) saja. Baca kembali uraian tentang di nafs dan perdalam melalui musyahadah. Wahab bin Munabih berkata “Allah ta’ala berfirman : “Sesungguhnya langit dan bumi tidak berdaya menampung-Ku. Yang mampu menampung-Ku adalah Hati seorang mukmin.” (272 Hadits Qudsy :32).

Tadhoru’ dan khauf artinya segenap kerendahan dan ketakutan seorang hamba dihadapan keagungan Sang Pencipta Robbul ‘Alamiin. Merendahkan diri, karena demikianlah etika (adab) seorang abdi yang gentar hatinya karena takut berhadapan kepada Penguasa Langit dan Bumi, mengetahui yang tampak dan tak tampak (ghaib).

Di waktu pagi, artinya dari setelah sholat Shubuh sampai terbit matahari dan di waktu petang, artinya setelah sholat Ashar sampai tenggelam matahari. Abu Hurairah r.a berkata bahwa Nabi Muhammad s.a.w bersabda : Allah berfirman “ Hai Anak adam ingatlah kepada-Ku (berdzikirlah) satu jam sehabis fajar dan satu jam sehabis Ashar. Aku akan mencukupi-mu selama antara kedua waktu itu.” (272 Hadits Qudsi :3).

Tidak mengeraskan suara/tidak jahriyah, artinya dilaksanakan secara khofi dalam nafs. Batasan khofi/sirri adalah dari suara jiwa/hati sampai bergetar ke mulut dalam suara lembut, sedangkan jahriyah adalah suara lembut yang terdengar oleh telinga sendiri sampai yang terdengar oleh orang lain yang dikehendaki.

Jangan lalai, melalaikan dzikir adalah kedurhakaan dan menjadi golongan syetan. Bahkan setelah sholat Ashar dan Shubuh kita diharamkan sholat sunnah agar kita memerhatikan masalah dzikir dan tasbih yang merupakan pondasi sholat.

Tanbih/peringatan. Hasil dzikir yang menakjubkan sering membuat kita menjadi enggan/sombong, merasa ujub dalam pengabdian kepada Rabb kota dan mendekati kemusyrikan dengan bangga dan tidak mau sujud/ tunduk patuh jiwa raganya kepada Allah. Ada kecenderungan memanfaatkan Allah daripada mengabdi kepada Allah.
Firman Allah QS Al A’raag 206 :

206. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud (Q.S Al A’raaf 206).

Catatan :Ini salah satu ayat sajdah yang Disunatkan kita bersujud setelah membacanya atau mendengarnya, baik di dalam sembahyang maupun di luar sembahyang. sujud ini dinamakan sujud tilawah.

Allah telah membuat sindirian tajam dengan mengatakan bahwa para malaikat saja tidak enggan, tidak sombong, dan selalu sujud dihadapan Allah.

Sumber artikel : http://mahadewa-kalashakti.com/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=45&Itemid=116

Tidak ada komentar:

Kumpul Blogger