
Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil al Haqqani
Hal terpenting bagi manusia baik dari segi syari’atmaupun thariqat adalah melakukan segala sesuatu karena Allah tanpa mengharapkan balasan atau takut terhadap api neraka. Manusia harus melakukan segalanya secara cuma-cuma untuk Allah tanpa memberi bagian untuk egonya. Rasulullah adalah guru terbesar bagi seluruh ummatmanusia yang mengajarkan syari’at dan thariqat darial-Qur’an. Kadang-kadang pahala disebutkan untuksuatu tindakan, sehingga wajar orang-orang syari’at mengerjakannya untuk mengharapkan berkah Allah ,mencari pahala yang telah dijanjikan. Tetapi tidakdemikian dengan orang-orang thariqat, khususnyathariqat Naqshbandi yang mulia.
Para pengikutnya tidak perlu mengharapkan pahala atasshalat dan ibadah yang mereka lakukan sebab itu adalah tugas seorang hamba yang harus dilaksanakan.Seorang hamba Allah harus menyadari bahwa dia sudahmendapat kemuliaan dengan menjadi hamba-Nya. Kemuliaan itu tidak akan berakhir dan memberikancahaya serta berkah yang terus-menerus, selamanya.Ciptaaan Allah tidak pernah berakhir tetapi ummatmanusia dipilih untuk sesuatu yang lain. Thariqatmengajarkan perilaku terpuji yang paling tinggi, yaitu tidak pernah mengharapkan atau meminta balasandariNya.Rasulullah bersabda, “Ya Tuhanku, aku adalahhamba-Mu—Engkau menyandangkan kemuliaan tanpa akhirdan memberi pahala tanpa akhir. Sebelum melakukansuatu tindakan, kita telah diberi kemuliaan.
Jikakita mengetahui hal tersebut maka segalanya adalahuntuk Allah. Salah satu tindakan yang penting adalahberhubungan dengan sesama manusia. Hal ini juga harus dilakukan karena Allah dan dengan cinta untuk Allah bukan dengan cinta untuk dirimu, sebab jika kalian mencintai seseorang bukan karena Allah ,kadang-kadang cinta itu bisa rusak, tetapi jika cintaitu untuk Allah , dia tidak akan meninggalkanmu. Segala sesuatu untuk Allah akan berlangsungterus-menerus, permanen sedangkan segala sesuatu untuk diri sendiri bersifat sementara. Oleh sebab itu ambillah yang permanen, jangan yang bersifatsementara. Cinta adalah anugerah yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada kita melalui Rasulullah . Pada saat kalian memberikan cinta kepada seseorang berarti kalian memberikan sesuatu yang paling berharga yang kalian miliki. Berikanlah cinta itu kepada Allah agar menjadi permanen.
Jika kalian memberi cinta yang sifatnya sementara, itu berarti munafiq, dan sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan cinta kalian. Grandsyaikh Abdullah Fa’iz ad-Daghestani berkata jika kalian mencintai seseorang dan orang itu memberi segala macam kesulitan dan menyakitimu, kemudian meletakkan tubuhmu dalam mesin pemotong daging. Dan ketika keluar dari mesin tubuhmu masih seperti sediakala, kalian akan tetap mencintainya, berarti itu adalah cinta sejati dan itu adalah cinta untuk Allah . Tetapi jika karena satu kata yang dia ucapkanmembuat kalian marah dan tidak mencintainya lagi,berarti itu adalah cinta palsu yang tidak nyata. Takseorang pun akan menerima cinta seperti itu. Saat kalian berkata bahwa kalian mencintainya karenaAllah , kalian harus menerima segala hal yang berasal dari-Nya, kalau tidak kalian adalah orang yang munafiq. Berikanlah cintamu demi Allah sehingga pada saat dia mengganggumu,cintamu adalah untuk Allah.
Hal ini sangat penting untuk diketahui dan dipelajari karena ini bisa membawa kalian ke posisi tertinggi. Semoga Allah memberi kita cinta yang tidak pernah berubah karena sesuatu, yang bersifat permanen dalam segala kondisi.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar