Selasa, 02 Desember 2008

Langkah-Langkah Meditasi Sufi (Langkah 5)


Ilustrasi Langkah demi Langkah Mengenai Meditasi Sufioleh: as-Sayyid Nurjan MirahmadiAlih bahasa: Syekh Soetono


Langkah 5
Bernapas

Menghirup melalui hidung - Dzikir = "Hu Allah", bayangkan cahaya putih memasuki tubuh melalui perut.
Menghembus melalui hidung - Dzikir= "Hu", bayangkan hitamnya karbon monoksida, semua perbuatan dosamu dikuras / didorong keluar dari dirimu.


"Pejalan yang bijak harus menjaga napasnya dari kelalaian, seiring dengan masuk dan keluarnya napas, dengan demikian menjaga hatinya selalu dalam Hadirat Ilahi;
dan dia harus menghidupkan napasnya dengan ibadah dan pengabdian dan mempersembahkankan pengabdiannya itu kepada Rabbnya dengan segenap hidupnya, karena setiap napas yang dihisap dan dihembuskan dengan Hadirat adalah hidup dan tersambung dengan Hadirat Ilahi.


Setiap napas yang dihirup dan dihembuskan dengan kelalaian adalah mati dan terputus dari Hadirat Ilahi."


Untuk mendaki gunung, sang pejalan harus melintas dari dunia Bawah menuju Hadirat Ilahi. Dia harus melintas dari dunia ego keberadaan sensual (sensasi) menuju kesadaran jiwa terhadap Al Haqq.


Untuk membuat kemajuan dalam perjalanan ini, sang pejalan harus membawa gambaran Syaikhnya (tasawwur) ke dalam hatinya karena itu adalah cara paling kuat untuk melepaskan diri dari cengkeraman sensualnya.


Dalam hatinya Syaikh menjadi cermin dari Dzat Absolut. Jika dia berhasil, kondisi penisbian diri (ghayba) atau "absensi" dari dunia sensasi muncul dalam dirinya.
Sampai kepada tahap bahwa keadaan ini menguat dalam dirinya dan keterikatannya kepada dunia sensasi melemah dan menghilang, dan fajar dari Level Hilang Mutlak- Tidak Merasa- Selain Allah mulai menyinari dirinya.


Derajat tertinggi dari maqam ini disebut fana'.
Demikianlah Syah Naqsyband berkata, "Jalan terpendek kepada sasaran kita, yaitu Allah mengangkat tabir dari Dzat Wajah-Nya Yang Ahad yang berada dalam semua makhluk ciptaan-Nya.


Dia melakukan itu dengan (melalui) maqam ghayba dan fana', sampai Dzat Agung (Majestic Essence) menyelimutinya dan melenyapkan kesadarannya akan segala sesuatu selain Dia. Inilah akhir perjalanan untuk mencari Allah dan awal dari perjalanan lainnya."
"Pada akhir Perjalanan Pencarian dan Level Ketertarikan datanglah Level Perendahan Diri dan Penihilan.


Sasaran ini adalah untuk segenap ummat manusia sebagaimana disebut Allah dalam al-Qur'an, 'Aku tidak menciptakan Jinn dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.' Beribadah di sini berarti Ilmu Sempurna (Ma`rifat)."

Tidak ada komentar:

Kumpul Blogger