Cinta Sementara
Isa Al Masih membawakan Cinta Ilahi. Banyak manusia yang memiliki sebagian dari Cinta ini, tapi mereka tidak menambahkannya. Mereka-mereka yang dimuliakan yang berasal dari langit telah dilupakan oleh manusia. Manusia malahan mengejar perasaan Cinta yang tidak masuk akal, Cinta sementara, Cinta yang setaraf kebun binatang, Cinta setaraf cinta hewani.
Perasaan Cinta yang setaraf dengan Cintanya binatang membawa kegelapan, kesedihan, iri dan dengki, perasaan tidak baik dan neraka bagi manusia. Kita harus memperbaiki dan mencoba untuk meninggalkan perasaan Cinta yang setaraf dengan Cintanya binatang ini dengan cara mencapai sebuah Cinta yang terhormat, Cinta yang terpandang dan bersifat surgawi yang dimiliki oleh hadirat Ilahi. Dapatkah kalian mencapainya ? Maka cinta kalian akan terasa manis daripada madu.
Kalian mungkin mengatakan :”Saya muak dengan madu!” Kalau saya mengatakan kepada kalian,” Makanlah satu botol madu lagi!”, kalian mungkin masih bisa untuk memakannya. Tetapi apabila saya mengatakan kepada kalian,”Teguklah madu botol ketiga!” mungkin rasanya hambar. Cinta yang demikian bukanlah yang kami minta dari kalian, yakni Cinta yang semakin berkurang rasanya pada konsumsi kedua dan ketiga. Yang kami minta adalah Cinta dimana ketika kalian meneguknya dari sumbernya, kalian akan terus meminta lagi, lagi dan lagi. Itulah yang menjadikan kehidupan kalian berasa manis.
Cinta Ilahi
Seorang Awliya’ pernah berkata kepada Tuhan Yang Maha Suci : “Saya meneguk secangkir Cinta Ilahi dan saya sirna. Tiada yang berasa bagi saya setelahnya. Saya telah menjadi mabuk dengan rasa Cinta untuk Allah swt dan rasa ini tidak pernah hilang dari saya.” Sehingga Abu Yazid Al Bistami, raja dari para manusia suci, mendengar soal hal ini dan berkata :”Saya juga meneguknya, tetapi tidak pernah merasa puas. Saya selalu minta untuk menambah lebih, lebih dan lebih lagi. Sata tidak pernah puas dan berada dalam kemanisan yang tidak ada hentinya serta penyegaran dari aliran-aliran Cinta. Hal ini memberikan saya penyegaran yang bertambah dan badan saya semakin terasa muda dan lebih segar dan lebih hidup. Saya tidak menua, tetapi semakin muda. Saya tidak mendekati kematian, saya menolak untuk mati. Badan saya tidak menerima kematian. Kematian menghindari saya. Kematian mengejar manusia-manusia yang tidak pernah merasakan Cinta yang sesungguhnya untuk Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita, yang sudah pernah merasakannya dan telah sampai pada aliran-aliran Cinta ini, tidak pernah mati.”Mereka memiliki kehidupan yang abadi. Mereka akan tiba kepada Zat yang mereka Cintai. Dia sedang menyiapkan suatu kehidupan yang istimewa untuk mereka, suatu dunia pribadi. Di sana kalian akan merasa seperti sebuah bayangan diantara para manusia tatkala wujud asli kalian akan menjadi sebuah dunia pribadi yang lain dari pada yang lain. Tidak ada seorangpun yang akan masuk kedalamnya. Tidak ada pasangan dalam dunia Cinta tersebut. Segala sesuatu di dunia tersebut akan memberikan kalian Cinta yang sesungguhnya dan segala sesuatu mendapatkan Cinta yang sesungguhnya melalui kalian. Kalian akan menjadi seperti mata air Cinta dalam dunia itu. (Mawlana Syaikh Nazim).
NUR
Secara harfiah berarti “cahaya”, mengacu pada cahaya ketuhanan. Al Qur’an menyatakan, “Allah swt adalah cahaya langit dan bumi (QS 24:35). Dan di dalam hadits dinyatakan, “Allah swt memiliki 70.000 tirai cahaya dan kegelapan; jika Ia mengangkatnya, sinar wajah-Nya akan membakar segala sesuatu dalam pandanganNya.” Najm Razi qs mengatakan, “Jika cahaya diangkat di langit hati, mengambil bentuk satu atau beberapa bulan terang, kedua cahaya tertutup bagi dunia ini dan hal lainnya. Jika cahaya ini diangkat, dan di dalam diri spiritual seorang yang murni, mencapai taraf satu atau banyak matahari, sang mistik tak kan mengenal dunia ini atau hal lainnya, dia hanya akan melihat Tuhannya di balik tirai ruh, lalu hatinya menjadi ringan, tubuhnya menjadi ringan, pakaian duniawinya menjadi ringan, telinga, penglihatan, tangan, bagian dalam dan luarnya menjadi ringan, mulut dan lidahnya menjadi ringan.”
Disarikan dari website : http://mahadewa-kalashakti.com/
Kamis, 22 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar