EGO
Ego adalah kesadaran semu akan diri kita. Kesadaran akan identitas yang menyangkut Tuhan adalah diri kita yang sebenarnya, sementara kesadaran akan identitas menyangkut pribadi kita, termasuk dalam ego. Dikatakan bahwa Allah swt bertanya kepada ego dan puasa : “Siapakah dirimu?” Ia menjawab, “Aku adalah aku, dan kau adalah kau.” Maka Allah yang Maha Kuasa memerintahkan dia dimasukkan ke dalam neraka selama seribu tahun. Lalu ia dikeluarkan dan diajukan pertanyaan yang sama. Ego menjawab,”Kau adalah kau dan aku adalah satu.” Maka dia diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka yang dingin selama seribu tahun, lalu dia ditanya,” Siapakah dirimu?” dan dia memberi jawaban yang sama seperti sebelumnya. Maka dia diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam lembah kelaparan selama seribu tahun, lalu dia kembali dipanggil dan ditanya. Dia menjawab,”Engkau adalah Tuhanku, dan aku adalah hambaMu.” Maka Nabi Muhammad saw membawa perintah berpuasa dari Allah swt. Ego menjadi kalah dan berkata,” Aku tak lagi menganggap diri sebagai Tuhan dihadapan-Mu, dan hamba-Mu yang lemah, dan Engkau adalah Tuhan-Ku.” Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah buruk dan berbahaya. Puasa memberi kemampuan untuk mengendalikan ego.
Ego Makhluk Paling Liar
Terdapat dua kemungkinan, yaitu penjelmaan (ithbat) dari ego, atau kepunahan ego (ifna). Kita haru memutuskan diantara keduanya; untuk tetap bersama ego-nya atau untuk bersama Allah swt. Ego adalah makhluk terliar dan paling tidak patuh yang pernah diciptakan.
Ego Sebagai Ujian
Nafsu adalah ujian bagi umat manusia, untuk mereka dapat mencapai taraf yang tinggi, atau tidak. Barangsiapa mampu menahannya, dapat mencapai maqam (taraf spiritual) yang lebih tinggi. Anda harus menerima semua orang. Juka seseorang terikat pada nafsu, mudah sekali untuk melihat sisi buruknya. Tapi anda mesti melupakan itu dan menengok ke dalam diri. Jika tak ada nilai apapun pada diri orang tersebut, Allah swt takkan menciptakannya. Bukanlah hal yang baik untuk menemukan dan mengungkit kesalahan orang. Jangan berpikir bahwa dihadapan Allah swt, anda lebih berharga. Orang yang berselisih satu sama lain, tapi pada kenyataanya, mereka semua sama.
Untuk Apakah Ego itu?
Ego bukan ditujukan untuk menyusahkan kita. Tidak! Dia bagaikan kabel listrik tanpa pelindung, yang dapat menyakiti anda. Jika anda bertanya, “Kenapa harus ada kawat yang berbahaya di dalam sana?” dan jika anda mengeluarkannya dari plastik, dia tak akan berguna lagi, dan anda akan kehilangan kekuatan besar. Ego kita adalah anugerah yang sangat besar dari Allah Yang Maha Kuasa. Nabi Muhammad saw, mengatakan bahwa ego adalah kuda yang dapat kita kendarai, kemanapun kita ingin menuju. Allah yang Maha Kuasa bersabda, “Manfaatkanlah egomu dan datanglah kepada-Ku,” tapi saat anda diminta memasuki Hadirat Allah swt, Ia akan mengatakan, “Tinggalkan kudamu di luar, lalu masuklah.” Kudamu adalah egomu. Tak ada makhluk yang lebih kuat dari pada ego kita, juga tak ada makhluk yang lebih berguna dari padanya. Dia dapat membawa kita dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi. Dia amat berbahaya dan kuat, dan fungsinya juga sangat penting. Tak ada lagi sarana yang dapat membawa umat manusia dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi. Tak ada yang bisa memahami. Tunggangan yang penting itu tak diberikan kepada anda hanya agar dia makan, minum dan menikmati. Tidak! Allah swt, mengharapkan anda menungganginya dan datang kepada-Nya (Mawlana Syaikh Nazim)
Disarikan dari : website : http://mahadewa-kalashakti.com/index.php?option=com_content&task=view&id=237&Itemid=148
Kamis, 22 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar